"Namanya perasaan itu enggak ada yang salah. Beda cerita kalau kamu udah mulai mengikuti keinginanmu untuk miliki dia."
Sekar masih duduk di kelasnya, bahkan ketika bel istirahat sudah berbunyi sekitar sepuluh menit lamanya. Cewek itu sibuk merenung, sedang galau tentang perasaannya yang semakin tidak karuan saban hari. Jemarinya sibuk bermain memutar-mutarkan sebuah pensil sedangkan pikirannya melambung jauh entah ke mana.Kamu ikuti aja kata hatimu. Kalimat yang kakaknya ucapkan semalam terus berputar di kepalanya. Membuat Sekar bingung dengan hatinya.
Di lain sisi ia berpikir, mungkin tidak ada salahnya jika ia mengutarakan perasaan apa adanya yang ia miliki untuk Bagas. Toh, Bagas adalah orang baiknya baginya. Cowok yang dikenalnya nyaris satu tahun lalu itu rasanya cukup baik untuk menerima perasaannya itu.
"Kar, mikirin apa?"
Ia terlonjak mendapati Kamal-sepupunya-yang sudah duduk manis di depannya. Cowok berkulit putih susu itu menyodorkan sebuah kotak minuman instan rasa stroberi kepadanya. Benda itu langsung saja diterima Sekar tanpa menjawab pertanyaan yang sebelumnya. Ah, susu stroberi. Itu mengingatkannya pada Bagas lagi.
"Kar, kalau merengut begitu jadi mirip Pak Agus, loh!" ujar cowok tadi dengan sedikit berbisik.
Sekar mengernyit. "Ayahmu itu, Mal!"
Kamal terkekeh sebentar lalu fokusnya beralih pada ponselnya yang berdenting di saku celana. Cowok itu terlihat tersenyum lalu jemarinya segera menari di atas benda pipih itu untuk mengetik beberapa balasan pada si pengirim.
Sekar melihat Kamal yang beberapa waktu ini menjadi semakin aktif dengan urusannya di sekolah. Semenjak ia diterima sebagai anggota Bandseen tentunya. Sekar senang. Sepupu yang sangat dekat dengannya itu bisa menyalurkan bakatnya. Padahal ia tahu bahwa keluarganya tidak begitu mendukung.
"Mal, nanti mau nggak temani ke toko buku sebentar?"
Si lawan bicara menatap Sekar sebentar. "Eum, bisa! Tapi, tunggu gue kumpul sama Bandseen dulu, ya? Nggak lama, kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Baskara [on going]
Teen FictionApa yang bisa kamu pelajari dari sebuah kehilangan? BASKARA | cbg written by putchicolate © 2 0 2 4