034:: Penjelasan Sekar

79 8 6
                                    

"Mari terus tertawa hingga nanti pekat melahap senja yang jelita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mari terus tertawa hingga nanti pekat melahap senja yang jelita."

Di antara pagi buta ada fajar yang bersiap terbit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di antara pagi buta ada fajar yang bersiap terbit. Menerangi tiap ceruk jagat bumantara ini penuh suka cita. Surya membawa rasa ceria bagi semua manusia untuk memulai cerita-cerita baru. Menyingsing pekat malam yang sunyi kemudian mengisinya dengan gelak tawa yang hangat.

Sekar selalu mengharapkan pagi indah seperti itu datang menghampirinya setiap bangun dari tidur. Ia selalu menanti hari-hari menyenangkan yang penuh kebebasan seperti itu. Karena, selama ini ia masih belum merasa hidup di dunia yang penuh suka cita.

Sekalipun pagi datang ribuan kali, hanya ada sunyi yang menemani Sekar. Sesekali sinar matahari masuk mengintipnya melalui celah jendela, seakan berbisik, "Bangun, Sekar. Kamu harus bangun dari mimpi indahmu dan mulai menjalani kenyataan." Dan Sekar turut membuka netranya, menyapa fajar yang ternyata sudah terbit tinggi.

Tuk

Tuk

Kedua netra Sekar benar-benar terbuka. Cewek itu menyibak selimutnya cepat dan segera bangkit mengumpulkan nyawa. Kedua irisnya memindai seisi kamar yang ia rindukan. Ah, sudah pagi, batinnya.

Semalam, ia mengemasi barangnya yang ada di rumah Kamal dan memutuskan pulang ke rumahnya dengan Mas Janu. Tidak ada alasan istimewa, Sekar hanya merindukan rumah itu. Meskipun kini hanya tersisa kesunyian yang begitu melekat. Dan tentu, alasan yang membuat ia yakin untuk kembali ke rumah ini adalah karena Bagas. Perasaannya kembali menjadi kacau saat Kamal memberitahunya bahwa cowok itu sedang sakit. Sekar masih menyimpan rasa khawatir berlebih padanya.

Tuk

Tuk

Semula Sekar masih sibuk menyusun memori dalam kepalanya, namun atensi cewek itu segera beralih pada suara yang sejak tadi mengusik tidurnya. Sekarang hari minggu yang seharusnya digunakan untuk bersantai, mengapa justru Sekar mendapat gangguan aneh?

Tuk

Tuk

Suara itu terdengar lagi.

Sekar beranjak dari kasur dan menuju sudut kamar. Di sana terdapat jendela kaca yang mengarah pada teras depan. Sekar yakin suara mengganggu itu berasal dari sana.

Baskara [on going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang