"Semua orang pasti tahu kapan waktu dia harus berhenti mempertahankan sesuatu. Terutama tentang perasaan."
Hari senin kali ini, kantin sekolah tampak begitu ramai dan padat. Suasananya begitu tidak kondusif dan sangat pengap. Bagas dan Shaka duduk tepat di pojok kantin hendak memesan beberapa makanan atau sekedar camilan yang mampu mengganjal perut mereka yang sudah keroncongan. Setelah siap menunggu makanan, mata elang Shaka melihat dua sejoli yang sedang berjalan menuju meja yang ditempatinya dengan beberapa tatapan orang-orang yang tertuju ke keduanya.Bagas melirik sejenak Rendi dan Mentari yang saling duduk berdekatan tepat di hadapannya. Sedikit kesal, namun itu sudah biasa dialaminya beberapa minggu belakangan. Mentari masih tidak gentar dalam memenangkan hati sahabatnya itu. Padahal sudah berkali-kali ia melihat cewek itu ditolak keras oleh Rendi. Jujur, kadang itu juga membuatnya kesal, namun egonya masih selalu menang di atas rasa apa pun yang ia miliki untuk Mentari.
"Gue takjub sama lo berdua," celetuk Shaka tiba-tiba. "Jalan begitu doang, satu kantin langsung gempar," lanjutnya dengan tepuk tangan heboh.
"Udah kayak couple goals belum, Ka?" tanya Mentari antusias. Jangan lupakan raut wajahnya yang songong.
Shaka mengangguk mengiyakan dengan semangat. "Ibaratnya, nih, Taehyung BTS gandengan sama ondel-ondel!" serunya.
"Mana gelendotan begitu kayak ulet kebelet berak," imbuh Bagas memancing perkara.
"Brengsek!"
Ya, memang begitulah. Sejak kedekatan Mentari dan Rendi menyeruak di SMA Lentera Baswara, banyak sekali yang mulai menyoroti keduanya. Bahkan tak sedikit juga yang mulai menunjukkan ketidaksukaannya kepada Mentari secara terang-terangan. Sedikit kasarnya mungkin banyak dari penggemar Rendi yang tidak terima mendengar kabar kedekatan mereka. Sehingga akhir-akhir ini Mentari justru menjadi sasaran empuk untuk emosi tersebut. Sialnya Rendi justru tidak ambil pusing akan hal tersebut. Memangnya kapan ia mempedulikan Mentari? Banyak yang menghujat Mentari dan menyebutnya 'cewek gatal', Rendi bahkan juga tidak memedulikannya.
Kendati demikian, seorang Mentari yang keras kepala tidak menyerah dengan begitu mudah dalam memenangkan hati Rendi. Selalu ada alasan bagi cewek itu untuk terus tersenyum di hadapannya. Sehingga terkadang Rendi justru khawatir dengan hatinya yang sudah sedikit goyah padanya. Karena Mentari selalu terlihat hangat di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baskara [on going]
Fiksi RemajaApa yang bisa kamu pelajari dari sebuah kehilangan? BASKARA | cbg written by putchicolate © 2 0 2 4