Beberapa hari kemudian
Setelah melalui pertukaran antar kelompok kini terbentuklah secara resmi kelompok baru.
Yaitu seni bela diri dan semua murid dari kelompok lain wajib untuk mengikutinya.
Saat ini Erick dan teman-teman nya terkapar tidak berdaya di tengah-tengah lapangan yang di penuhi oleh rerumputan.
"Hah.. Hah.. Melelahkan sekali" keluh Ronan dengan nafas terengah-engah.
"Tidak ku sangka pelatihnya sangat kejam dan ketat peraturan" ujar Ella memandangi tangan nya yang terluka.
"Pelatihan seperti ini tidak memandang sub gender dan wanita atau pria" balas Chico sambil mengingat-ingat gerakan yang telah di ajarkan.
Kata pelatihnya tadi tahun ini merupakan tahun istimewa bagi angkatan 1-7.
Yang dimana Erick dkk ada di angkatan ke 5 dan kedua adik Erick berada di angkatan ke 3.
"Pelatihnya tadi itu kalau tidak salah ingat adalah alumni di sini kan? Dia juga ahli waris dari keluarga nya" Ronan dengan rasa penasaran tingkat tinggi.
"Ahli waris? Memang nya ahli waris boleh melatih?" Tanya Lion heran sampai dia bangun dari tiduran nya.
"Kenapa tidak? Aku pernah baca buku dimana ahli waris itu boleh melatih setiap kelompok di akademi tempat mereka menempuh pendidikan dahulu nya, semua itu di lakukan sebagai pengalaman sebelum mereka mengemban tugas dan tanggung jawab sebagai ahli waris" jawab dan jelas Ronan pada Lion.
Baru kali ini mereka semua tercengang mendengarkan penjelasan dari seorang Ronan.
Sejak kapan Ronan membaca buku seperti itu? Sepertinya selama liburan Ronan belajar banyak.
Tanpa di duga salah satu tangan Erick menarik Ronan hingga Ronan jatuh di samping Erick.
Lalu Erick mengubah posisinya menjadi miring dan menatap intens Ronan yang tentu bisa saja menimbulkan kesalahpahaman.
"Hey Erick ada apa dengan mu?" Tanya Lion dengan kepala yang di penuhi oleh tanda tanya besar.
Pertanyaan dari Lion tidak di gubris oleh Erick yang tetap fokus memandangi Ronan dan tentu membuat empu nya merasa tidak enak.
Belum lagi kedua tangan Erick yang memegangi kepala Ronan dan di tolah-tolehkan sepertinya untuk melihat apakah ada luka di kepala nya.
Tindakan Erick berlangsung kurang lebih hanya 6 menit dan itu mampu membuat suasana berubah seketika.
"Kepala mu tidak terluka dan apa kamu tersambar petir?" Tanya Erick melepaskan tangan nya dari kepala Ronan.
Ronan tidak langsung menjawab karena terlampau shock oleh perlakuan mendadak dari Erick.
Iya sih dia tau kalau Erick ini orang nya paling misterius di antara mereka berdelapan.
Tapi masa iya sampai tindakan nya pun ga ketebak sama sekali sih? Gimana ga terkejut coba kalau perlakuan nya mendadak seperti itu.
"Erick" panggil Chico yang telah sadar dari keterkejutan nya dan berusaha menepis segala pemikiran aneh di kepala nya.
Erick menoleh dan memandang Chico dengan pandangan bertanya.
"Kenapa kamu melakukan itu? Tindakan mu tadi bisa aja mengundang kesalahpahaman loh"
Perkataan dari Chico menimbulkan kerutan pada kening Erick dan kedua alisnya menyatu.
"Memang nya kenapa? Bukan kah Ronan itu dominan? Jadi tidak masalah dong sama tindakan ku tadi" jawab Erick menetralkan ekspresi wajah nya.
"Masalah nya.." Chico menelan kembali ucapan nya agar Erick tidak mencurigai dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life In Manhwa (END)
Teen FictionSeorang remaja yang mendapat julukan Food Vlogger tengah menikmati masa-masa dia mengupload video di setiap makanan dan tempat yang dia kunjungi sekaligus merekomendasikan tempat tersebut kepada fans nya. Ia adalah anak kedua atau bungsu dari 2 bers...