9

201 31 6
                                    

30 menit kemudian

Baru setengah jam mereka melakukan perjalanan pulang di tengah-tengah hujan cukup lebat.

Udara terasa dingin meski mereka berada di dalam kereta kuda sekalipun.

"Brrr dingin sekali" keluh Tiara menggosokkan kedua tangan nya agar terasa hangat.

"Kita lupa membawa mantel" ujar Ruby merangkul Tiara dan memeluknya agar tidak kedinginan.

"Tidak ku sangka udara dingin dari hujan akan sampai ke dalam kereta kuda" balas Caesar melipat kedua tangan nya di depan dada.

Sebenarnya udara dingin ini tidak berefek apapun kepadanya yang sering keluar bahkan berperang di tengah hujan.

Jika hujan tidak reda hingga malam maka dia harus menunda berpedang dengan Frederick.

Mana 2 hari sebelum ketiga adiknya kembali ke Akademi dia di lantik sebagai Putra Mahkota.

Keheningan kembali melanda di dalam kereta yang tidak lagi ada pembicaraan mengingat Tiara tidur di pelukan Ruby.

Sedang Ruby sibuk melihat keluar jendela dengan pemikiran yang melayang entah kemana.

Lalu Caesar sibuk memikirkan bagaimana repot nya dia setelah di lantik menjadi Putra Mahkota.

Akan sesibuk apa dirinya nanti? Waktu santai bersama adiknya akan berkurang sedikit demi sedikit.

"Kak" panggil Erick memandang Caesar yang kebanyakan pikiran itu.

"Iya?" Respon penuh keterkejutan dari Caesar.

"Melihat awan yang tidak kunjung cerah sepertinya hujan ini akan bertahan hingga malam atau bahkan pagi, sudah pasti tantangan kakak tidak akan terjadi dan sebagai gantinya kakak bisa melatih ku berpedang sebelum aku masuk ke akademi nanti" Erick menyampaikan tujuan nya tanpa sedikit keraguan pun.

Caesar terdiam setelah mendengar apa yang di katakan oleh Erick dan memandang dalam kedua mata Erick.

Di sana tidak ada keraguan sedikit pun yang artinya sang adik bersungguh-sungguh dengan ucapan nya.

Lagipula kapan seorang Frederick tidak bersungguh-sungguh dengan keputusan nya sendiri?

"Jika ini adalah Ruby aku tidak akan terkejut ketika mendengar permintaan nya tetapi ini berasal dari adik pertama ku Frederick.. Mau tak mau aku pasti akan terkejut" batin Caesar penuh kebimbangan.

Di satu sisi dia sangat ingin mendampingi sang adik berlatih pedang ataupun memanah.

Siapa tau hubungan mereka bisa membaik sedikit demi sedikit melalui pelatihan itu kan?

Namun di sisi lain dia terlalu tidak percaya diri kalau dia mampu mengajarkan ilmu pedang yang dia dapatkan.

Mengingat sang adik pasti sudah berlatih sendirian dengan giat, lihatlah proporsi badan nya yang bagus.

Dada bidang yang tegap, otot pada lengan yang terbentuk sempurna dan pandangan yang mampu mengintimidasi lawan.

Mendadak dia ingin di ajarkan ilmu pedang? Caesar yakin kalau dirinya sedang bermimpi sekarang.

"Kakak bisa?" Tanya Erick menyadarkan Caesar dari perang batin nya.

Pertanyaan Erick mengundang tatapan penuh tanda tanya dari Ruby yang nampaknya tertarik dengan pembicaraan kedua kakak nya.

Atau bisa di bilang Ruby lebih tertarik pada seni berpedang Erick yang belum dia ketahui.

Seperti apa sang kakak ketika mengayunkan pedang menggunakan tangan nya? Seperti apa ketika sang kakak membunuh lawan untuk melindungi dia dan Tiara?

Life In Manhwa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang