[ Yohan ]
________×
Manik hitam kelam itu mengerjap untuk menyesuaikan cahaya yang memaksa masuk ke dalam retinanya, ia melenguh pelan dan meringis saat merasakan sakit di seluruh badannya. Seolah ia baru saja di lempar dari gedung berlantai satu.
Yohan terkekeh atas pikirannya sendiri, "Apa rasa lantai satu, anjir."
ia mendudukkan dirinya dan menyerngit bingung saat kedua tangannya sedang memegang bunga mawar merah dan orang orang yang sedang duduk di kursi membeku, seolah mereka sedang melihat kematian.
Yohan memeriksa tubuhnya, sedikit bingung ketika ia menggunakan jas lalu bernafas lega saat tak merasakan sakit yang begitu sakit ketika berada di mimpinya.
"Yo bro, kenapa gua ada di sini, dah?"
pemuda itu melempar mawar merah ke lantai dan bangkit, keluar dari peti dan langsung terdiam. Ia menoleh kebelakang, melihat kedua kakinya lalu menatap kepada orang orang yang sama sekali tak ia kenal.
"Hallo? hehe.."
Semuanya langsung bangkit dan berlarian keluar dari ruangan dengan panik, suara teriakan dan tapak kaki yang tergesa gesa ikut membuat Yohan panik.
pemuda itu ikut berlari dan semakin membuat beberapa orang berteriak ketakutan, mendorong satu sama lain agar cepat melewati pintu.
Yohan berlari dan berteriak, "Ini kenapa tolong woi."
Hingga beberapa menit lamanya orang orang menghilang, meninggalkan Yohan yang sedang mengatur nafasnya sambil menyandar pada tembok juga dua pria dewasa dan laki laki remaja. Ada seorang pria tua yang memakai jas sedang terpaku diam, juga sekumpulan anak remaja yang sedang mengarahkan kamera mereka pada Yohan yang masih ngos ngos-an.
"Sumpah, lu pada kagak lari? kayaknya ada bahaya, dah."
Yohan bersiap untuk kembali berlari namun tangannya di cekal dan badannya di paksa untuk berbalik, kemudian ia di sambut oleh suara berat, dingin yang menusuk.
"Kenapa?"
sumpah, Yohan ingin sekali menjedotkan kepalanya ke payudara mia, cewek kelas sebelah. Ia sudah mengalami mimpi buruk paling mengerikan, lalu sekarang di hadapkan oleh bahaya dan orang tua ini masih bertanya kenapa? ya mana dia tau.
"Pak, yang bener aja masih nanya beginian. Ntuh orang orang lari panik, ayo pak, kita lari," Yohan berbalik yang kini menarik lengan pria dengan luka panjang di sekitar rahangnya, "Kata gua mah, pasti ada bahaya ini."
"Kamu yang bikin mereka lari."
"Lah, kok gua? baru aja bangun udah di salahin, emang ya susah hidup jadi gebetan chelsie, serba salah."
salah satu pria yang terlihat santai menyeletuk dengan nada tidak ramah, "Perhatikan sekeliling."
Yohan memutar bola matanya dengan malas, ia sudah tau bahwa dirinya terbangun di dalam peti dan semua orang mulai berlarian dan...
.. manik hitam kelam itu terpaku pada peti di ujung sana, lalu menunduk dan menatap pada kedua kakinya dan memperhatikan sekeliling.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yohan
Teen FictionYohan itu selalu bangga sama tubuh bongsor tingginya, bahkan teman temannya selalu memanfaatkan dia untuk memimpin jalanan agar membuat lawan ketar ketir seolah melihat titan. tapi takdir tidak pernah ada yang tau, Yohan harus bertemu psikopat gila...