Harap-harap bijak dalam menanggapi cerita
Jangan lupakan follow + vote, buat support. Komennya ditunggu!🐱
***
Pagi ini, pihak rumah sakit telah memindahkan Haekal ke ruangan inap. Ia berhasil melewati masa komanya terhitung 1 bulan lebih sejak kejadian.
Kepala keluarga Pradipta dan sang istri nampak terus mempehatikan putranya, sembari memantau kondisi putranya saat ini.
Dokter bilang saat ini Haekal sudah bisa diperlakukan seperti orang normal. Hanya saja tidak boleh terlalu banyak bergerak.
"Nak, sarapan dulu ya? Mamah suapi". Haekal nampak diam saja. Pandangan lelaki itu kosong entah apa yang ada dipikirannya sekarang.
"Buka mulutmu, Aaa~"
Lelaki itu hanya membuka mulutnya pasrah. Memakan makanan rumah sakit yang terasa hambar di lidahnya. Sedari masuk ke ruangan ini, Haekal hanya merespon segala sesuatu dengan deheman dan anggukan.
"Papa sudah tau semuanya"
Haekal berhenti mengunyah, netranya tertuju pada sosok sang papah yang berdiri dengan tangan yang bersedekap menghadap ke jendela, membelakanginya, memandang bangunan perkotaan dari dalam ruangan.
Pradipta terlihat menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya. "Tentang kau dan Aya"
Netranya terus tertuju ke pergerakan sang papa yang sekarang menghampirinya. Duduk di sisi ranjang rumah sakitnya.
"Haekal. Apa kau ingat anak keluarga Argantara?"
Lelaki itu nampak berpikir. "Samuel Argantara?", jawabnya lesu. Karena sungguh tubuhnya masih terasa lemas, walaupun ia sudah bisa duduk di ranjangnya.
Sang papa mengangguk. "1 hari setelah kau dirawat dalam ICU, aku melihatnya keluar dari rumah sakit ini bersama sosok yang jelas kau sangat mengenalinya"
"Aya? Dimana istriku sekarang?", Haekal berbinar mendengar ucapan sang papah. Sungguh ia sangat rindu Aya-Nya.
"Apa kau senang mendengar Aya bersama Samuel?"
DEGG..
Ya. Haekal lupa kalau sang papah berkata bahwa istrinya keluar bersama dengan sang putra Argantara itu. Ia terlalu hanyut dalam pikirannya tentang Aya.
"Aya pergi darimu bukan? Apa alasannya?"
Haekal mati kutu. Kepalanya sakit jika harus mengingat kebrengsekan yang sudah ia lakukan pada pemuda manis itu.
Sang nyonya Pradipta hanya bisa terdiam, menyimak obrolan sang suami dengan putranya yang terdengar mulai serius.
Haekal pasrah. Mungkin benar, Tuhan memberikannya saat ia harus mengakui semua perbuatannya sekarang.
"A-aku menyakitinya",
PLAKK
Tamparan itu terdengar sangat nyaring dan menyakitkan. Haekal yang masih lemas sedikit terhuyung saat telapak tangan besar itu mengenai pipi tirusnya.
"PAH-"
"Tak apa. Ini memang salahku. Maaf", lirihnya, netranya memanas.
Haekal menangis. Bukan karena sakitnya tamparan dari sang papa, tapi ia menangis karena kesadaran penuhnya berkata bahwa ia telah menyia-nyiakan Aya-Nya.
***
Hari sudah sore.
Di dalam perjalanan Aya terus mendumel tak karuan karena sungguh, Sam sangat menyebalkan menurutnya. Bagaimana tidak? Aya dilarang melakukan apa saja ketika di apartemennya, katanya 'Kau sedang hamil, jangan banyak beraktivitas' atau 'Kau tidak boleh kelelahan'.
KAMU SEDANG MEMBACA
6929 - Heejay (END)
Romance"Aya begini juga istrimu Haekal.." PLAKKK "Diem bangsat.." "Anak ini gaboleh lahir.. Aya gamau, Aya gamau, ... Maaf" . . Heejay AREA‼️ Slight Hoonjay BXB 6929 - Thank you, but the chapter has ended. Let's end all the pain. Start : Dec, 01, 2023 End...