Sebuah berkas masuk ke dalam e-mail Anara. Berkas tersebut berisi pembahasan tentang kasus pencemaran nama baik yang dialami seorang guru di salah satu sekolah swasta.
Anara masih membaca lampiran tersebut, walaupun ponselnya sudah berisik dari bunyi-bunyi notifikasi. Tidak ada yang lebih menarik dibandingkan mempelajari kasus yang akan Anara pegang.
Anara sudah mengerti kasusnya. Dia membalas e-mail tersebut dan mengatakan akan membantu penanganannya. Kebetulan juga guru tersebut sudah mengajukan gugatan.
Akhirnya Anara melirik notifikasi yang terus-menerus tidak berhenti. Ternyata grup alumni SMA yang membuat keramaian dari ponselnya. Anara belum berniat membukanya.
Janji makan siang dengan Naomi dan Yvonne jauh lebih berarti dibandingkan membuka notifikasi dari grup yang isinya campur-campur tidak jelas. Perut Anara sendiri juga sudah terasa lapar.
Anara berjalan keluar dari ruangannya dan bertemu Naomi dan Yvonne yang juga baru saja menyelesaikan pekerjaan lain. Mereka bertiga datang dari arah yang berbeda dan saling menyapa.
"Kenapa kalian berdua?" Tanya Yvonne.
"Gw udah bilang ada istri yang sempet yakin laporin suaminya karena kasus KDRT. Persidangan udah setengah jalan, tapi dia akhirnya nyabut laporannya karena dia gak mau anaknya punya bapak narapidana," jelas Naomi.
"Ada guru yang nama baiknya dicemari. Ternyata guru ini satu kerjaan sama temen sekelas gw pas SMA. Katanya banyak yang terlihat," tebak Anara.
Mereka bertiga memutuskan untuk pergi ke ruang makan dan makan bersama di sana. Hanya Anara, satu-satunya yang membawa bekal dan tidak jajan sama sekali.
"Gw diminta bikin dokumen baru sama klien gw. Dia gak suka sama dokumen awal gw. Sebenernya gw kesel sih, tapi gapapa, deh," cerita Yvonne sambil menyendok lauk.
Naomi dan Anara menatap satu sama lain. Mereka tidak tahu harus menjawab apa, namun mereka dapat menyalurkan perasaannya untuk Yvonne. Rasanya pasti sangat menyebalkan dan membuat emosi.
Sementara Naomi hanya diam dan menikmati makanannya tanpa sepatah kata. Bukan Naomi tidak ingin mengajak dua wanita di dekatnya berinteraksi, tetapi Naomi memikirkan hal lain.
"Kangen sama Nicholas?" Tanya Anara.
Naomi mengangguk pelan. "Dia udah gede banget sekarang. Belum tentu masih mau dipeluk sama gw. Gw gak larang Arzhel nyari dia, tapi Nolan gak akan izinin Arzhel ketemu Nicholas," ucap Naomi.
"Kasian juga Nicholas kalo ngobrol sama bapaknya sendiri harus sembunyi-sembunyi. Untung aja dia pinter kalo enggak bisa salah paham dia sama Arzhel," ucap Yvonne.
"Itu juga berkat Naomi sendiri yang selalu ingetin Nicholas, bapaknya bukan orang jahat. Semoga anak lu gak canggung ketemu Arzhel," ujar Anara.
Naomi dan Yvonne malah menatap Anara sambil tersenyum. "Kapan nikah?" Tanya mereka berdua kompak. Pertanyaan yang membuat Anara bingung bagaimana menjawabnya.
"Lu lebih muda dari gw, tapi lu jadi kakak ipar gw," ucap Yvonne.
Anara sadar hal tersebut. Yvonne seumuran bahkan satu kelas dengan Vernon saat mereka sekolah dulu. Yvonne bahkan lebih tua beberapa bulan dari kakak sepupu Anara sendiri, tetapi menjadi adik ipar Anara.
"Itu diluar kontrol gw. Jangan panggil gw "Kak" apapun kondisinya. Aneh banget," ujar Anara. "Sorry ya, ini bunyi terus." Anara akhirnya mengecek grup alumni SMA tersebut.
Alumni SMA Sasalagana '21-24'
Miranda
Temen-temen, gw perwakilan dari keluarga dan anak SCL mau nyampein info, temen kita, Leticia Vidyanti telah berpulang setelah melawan penyakit asma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honour From Nightmare
General FictionSemua kejahatan yang telah dilakukan akan mendapat balasan. Tidak, tidak perlu merepotkan Tuhan. Langsung saja pihak yang dirugikan membalas. Hari-hari baik yang sedang dinikmati akan berakhir sebagai mimpi buruk yang diterima pelaku dari kejayaan k...