Cantik, manis, sexy, menggoda, dan kalimat lain yang kerap digunakan untuk menggambarkan wanita. Terkadang, wanita terlihat seperti salah satu kategori diatas dengan keunikan tersendiri.
Sepuluh tahun yang lalu, Anara pertama kali berjumpa dengan Gillian yang masih gadis kecil. Anara dapat merasakan aura tuan putri dari diri Gillian. Anara yakin suatu hari nanti Gillian akan tumbuh menjadi primadona. Mungkin seperti Jessica, salah satu teman seangkatan Anara.
Tebakan Anara benar saat Hael membawanya kembali ke Kota DB. Gillian memiliki rambut blonde yang indah dan irisnya adalah turquoise. Sebuah warna yang jarang sekali dimiliki oleh masyarakat luas.
Genetik Samuel dan Graciella memang bagus, itulah yang membuat Steven dan Gillian terlihat seperti titisan dewa dan dewi. Terlebih Gillian yang selalu terlihat cantik dalam keadaan apapun, termasuk saat ia berantakan dan menangis.
Hal itu membuat Anara peka terhadap Gillian. "Ini bukan orangnya?" Tanya Anara. Tanpa suara Gillian bereaksi ketakutan dengan memeluk Graciella.
"Dia? Kenapa kamu yakin?" Tanya Graciella.
"Aku pernah denger sedikit percakapan dia sama Samuel. Aku juga pernah ketemu dia di salah satu nightclub di Kota B. Dia emang punya kelainan," ujar Anara.
Seseorang yang Anara kenal pernah hampir menjadi korbannya. Orang itu adalah teman baik Anara, Ahnastasya. Tipe kecantikan yang Ahnastasya dan Gillian miliki 87% sama. Ahnastasya yang akan selalu terlihat cantik sekalipun dalam keadaan berantakan.
"Ceritanya panjang, Tan. Salah satu temenku ada yang hampir jadi korbannya. Sekilas Gilly sama temanku emang lumayan mirip aura, tipe wajah, sama bentuk tubuhnya."
"Anara nama temen kamu, Tasya bukan?" Tanya Gillian.
"Dia nyebut namanya?!" Tanya Anara kaget hingga pupil matanya melebar.
Gillian mengangguk. "Dia nanya kenapa warna mataku berubah. Harusnya warna mataku cokelat madu, dan kulitku lebih cokelat, bukan putih pucat. Dia nanya kenapa rambutku warnanya blonde? Harusnya merah."
Anara tidak menyangka bajingan itu adalah teman Samuel. "Cuma dia?" Tanya Anara. Gillian menggeleng cepat. Gillian bilang ada beberapa orang. Samuel sudah melakukan banyak perbuatan kotor.
Gillian bisa saja menolaknya, namun Samuel mengancam akan mencuci tangan dan membuat skenario seakan-akan semuanya dilakukan oleh keluarga Montenegro.
***
Masalah Graciella akan secepatnya diselesaikan. Anara yakin mereka akan menemukan jalan keluarnya. Anara tidak ingin banyak bercerita soal itu pada siapapun. Anara berusaha memejamkan matanya, tetapi rasa kantuk sudah pergi.
"Hey, kenapa belum tidur?" Tanya Hael.
"Aku gak abis pikir sama Samuel," ujar Anara jujur.
Jujur saja siapa yang dapat satu pendapat dengan tindakannya? "Gilly bener-bener korban. Kenapa ada bapak yang setega itu?" Tanya Anara.
"Punya anak dan jadi orang tua itu dua hal yang beda. Samuel bukan pasangan yang baik, buktinya nyata. Ternyata jadi orang tua juga gak baik. Dia nyuruh Noella aborsi, dan gak peduli juga sama hidup matinya Diora. Karena dua orang, ada empat orang yang jadi korban."
"Serem kalo ada bapak gitu ke anaknya sendiri," ucap Anara.
Hael mengangkat alisnya dan memeluk pinggang Anara. "Maksudmu? Tenang, Ra dia itu gak diajak. Percayalah manusia di depanmu bisa diandalin kalau udah dikasih malaikat kecil," ucap Hael.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honour From Nightmare
Ficção GeralSemua kejahatan yang telah dilakukan akan mendapat balasan. Tidak, tidak perlu merepotkan Tuhan. Langsung saja pihak yang dirugikan membalas. Hari-hari baik yang sedang dinikmati akan berakhir sebagai mimpi buruk yang diterima pelaku dari kejayaan k...