Udara kebebasan yang sudah hampir sebulan ini tidak Hael hirup. Sebagian orang bertanya-tanya, mengapa Hael tidak menggunakan kekuatan dan jerih payahnya selama sepuluh tahun ke belakang untuk menyelematkan diri? Ia malah memutuskan diam.
Hael dengar ada seorang tamu yang ingin datang padanya. Pikiran Hael hanya tertuju pada beberapa orang. Bisa aja itu Jarrel atau Arzhel, bisa juga Anara jika ia ingin datang.
Siapa yang akan mencarinya? Jika itu Anara, Hael akan merasa senang dan bersalah secara bersamaan. Mengapa ia tidak bisa bersama istri dan calon anaknya? Saat Hael melihat siapa yang datang, ia mendadak terdiam.
Hael tidak pernah menyangka yang datang adalah dia. "Kaget?" Tanyanya dengan suara datar. Orang tersebut menghampiri Hael dan menarik kerah baju Hael.
"Harusnya lu gak pernah muncul di hidup Anara. Kenapa lu muncul di hidup dia?!" Tanya Ashvin.
Seseorang yang rela datang jauh-jauh hanya untuk menghampiri Hael. "Anara ada di rumah. Lu bisa ke sana liat keadaan dia," ujar Hael.
"Jadi suami dia dan yang semua orang tau lu bagian dari keluarga Lordes. Keluarga Lordes emang gak anggap lu, tapi pelacur sialan itu nikah sama lu. Jangan pernah rusak nama keluarga Lordes karena ulah lu!" Peringat Ashvin.
"Nama dia Anara, dan Anara itu istri gw. Gak cukup luka yang lu kasih ke dia dulu? Lu gak pernah anggap Anara adek lu. Ketakutan lu terlalu berlebihan," balas Hael santai.
Ashvin membuang nafasnya kasar. "Ya, dia perempuan paling menjijikan dan murahan yang pernah gw liat. Pelacur murahan yang cocok lu. Perempuan itu gak punya harga diri. Kelakuan dia udah ngancam reputasi ditambah keputusan dia secara suka rela nikah sama lu."
Setelah perdebatan cukup alot itu, Hael benar-benar merasa bersalah hingga ke pembuluh darah. Setiap hari Hael tidak dapat tidur dengan tenang karena ia selalu memikirkan Anara dan janinnya.
Air mata Hael seketika menetes. Kenapa dia harus menanggung ulah mereka? Hael mengorbankan dirinya agar mereka tidak datang untuk mengganggu Anara. Hael hanya bisa melihat Anara dari jauh.
Pernikahan tanpa restu dan hanya ada kepalsuan yang tersedia adalah sebuah hal yang mengiringi pernikahan Hael dan Anara. Keluarga Lordes tidak akan pernah menerima dan merestui pernikahan tersebut.
Hael menatap cincin kawin yang masih terlingkar di jarinya. Cincin yang ia dan Anara pilih. Hael ingat jelas saat Anara memasang cincin tersebut di jarinya. Hati Hael terasa pedih. Apakah ia gagal menjadi kepala keluarga?
***
Saat yang mungkin ditunggu oleh Hael. Anara ada di hadapannya. Hael langsung menghampiri Anara dengan ekspresi khawatir. Ia menyentuh pipi Anara dan memeluknya erat.
"Hati-hati, dia kejepit." Anara menunjukkan perutnya yang makin menonjol. "Coba sini deketin telinga kamu," ujar Anara sambil tersenyum.
Hael mendengarnya. Janin itu bergerak menendang perut Anara dan menimbulkan suara. "Udah berapa bulan?" Tanya Hael.
"Lima bulan lebih. Empat bulan lagi aku melahirkan," ucap Anara.
"Kamu kecapekan?" Tanya Hael.
"Gak ada kamu, aku fokus kerja aja. Gak betah di rumah sendirian."
Pantas orang-orang mengatakan Hael tidak memiliki perasaan dan egois. Anara sudah mengesampingkan egonya dan memilih untuk menjaga perasaannya.
"Ra, aku gak akan biarin kamu sendirian. Aku gak akan biarin kamu lahiran tanpa ditemenin aku," ucap Hael.
"Aku tau. Kita bakal nungguin kamu pulang," balas Anara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honour From Nightmare
General FictionSemua kejahatan yang telah dilakukan akan mendapat balasan. Tidak, tidak perlu merepotkan Tuhan. Langsung saja pihak yang dirugikan membalas. Hari-hari baik yang sedang dinikmati akan berakhir sebagai mimpi buruk yang diterima pelaku dari kejayaan k...