Sedikit kesal, tetapi masuk akal. Sejak remaja, Anara menyadari salah satu kelebihan dari bentuk tubuhnya. Walaupun Anara tidak terlalu tinggi, ia tahu tubuhnya memiliki satu kelebihan dalam bentuk fisik.
Bahkan orang buta pun tahu Anara memiliki payudara dan bokong yang besar, bulat, dan berisi penuh. Terlebih tubuh Anara yang tidak tinggi dan pinggangnya yang kecil semakin membuat ilusi dia semok.
Anara yang sebelas tahun lalu memaksakan bagaimanapun caranya tinggi badan dia harus bertambah. Wanita benar-benar akan berhenti bertumbuh saat usianya memasuki delapan belas tahun.
Di tahun yang sama, Anara usianya masih enam belas tahun lebih. Di saat itu juga, ia menghalalkan segala cara agar dirinya bertambah tinggi. Anara tidak peduli berapa centimeter, asalkan ia tingginya bertambah.
Usaha Anara tidak mengkhianati hasilnya walaupun dia sempat mengalami fase patah hati dramatis. Tingginya bertambah hingga 167 cm. Dulu, Anara lebih pendek beberapa centi dari para perundungnya. Kini, mereka semua bahkan kalah tinggi dari Anara.
Saat tingginya bertambah, Anara juga mulai khawatir. Ia sadar bentuk tubuhnya berubah. Anara menilai, bentuk payudara dan bokongnya tidak seindah dulu lagi. PR Anara bertambah hingga dia harus mengembalikan bentuk tersebut lagi.
"Kamu serius mau ke sana?" Tanya Hael yang membuyarkan lamunan Anara.
"Iya. Kamu juga mau lagi anterin aku ke sana," ucap Anara.
"Jangan melamun terus, Ra," ujar Hael lembut. "Penampilan kamu berharga, dan aku tau kamu susah payah buat dapetin ini semua," ucap Hael.
"Kalau boleh jujur, aku dari dulu suka aja sama fisikku dan selalu cari cara supaya makin cantik," jelas Anara.
Hael menilai itu wajar. Anara hampir tidak pernah dipuji fisiknya. Ia juga ingin tahu rasanya dipuji untuk fisik. Jelas saja ia akan mencari cara sampai fisiknya mendapatkan pujian.
"Kamu cantik karena kamu akhirnya tau cara sayang sama diri kamu. Sekalipun di dunia ini ada yang namanya gak mandang fisik, tapi pada dasarnya semua orang mandang," jelas Hael.
"Oh, selama ini kamu mandang fisik aku," goda Anara.
"Terus, aku mandang apa? Organ dalem kamu?" Tanya Hael. "Kamu ... suka sama aku gak mandang fisik lagi," ucap Hael percaya diri.
"Katanya kalo cowok mandang fisik, cewek mandang uang." Anara tidak tahu apakah Hael akan merasa Anara adalah perempuan matre.
"Baguslah kalau gitu. Siapa yang di dunia ini gak butuh uang? Kamu realistis berarti. Kamu emang cantik, Ra, tapi aku betah sama kamu karena sikap dan cara pikir kamu," ujar Hael.
"Manja, kekanakan, cengeng, keras kepala, gampang ngambek."
"Kata mereka di sana. I know you more than them, Baby Girl," balas Hael santai.
"Alasan aku mau sama kamu?" Tanya Anara.
"Karena aku tipe kamu. Ganteng, berkuasa, dan berduit," jawab Hael.
Ya, Hael benar. Anara menyukai Hael karena tiga alasan di atas. Anara tidak bisa membohongi dirinya bahwa Hael tampan di matanya. Proporsi tubuh yang bagus, hidung yang mancung, kulit sawo matang nan menggoda, dan matanya yang bulat dan indah.
Uang yang Hael punya tidak akan habis. Uang yang bahkan jika dihamburkan tetap akan ada, dan kekuasaan yang Hael miliki. Hidup Anara secara teknis sudah aman.
"Aku betah sama kamu. You can handle everything about me. You're not the guy I like, but also the husband that I love and need. Your attitude, mindset, self-pride, and the way you dominating me."
KAMU SEDANG MEMBACA
Honour From Nightmare
General FictionSemua kejahatan yang telah dilakukan akan mendapat balasan. Tidak, tidak perlu merepotkan Tuhan. Langsung saja pihak yang dirugikan membalas. Hari-hari baik yang sedang dinikmati akan berakhir sebagai mimpi buruk yang diterima pelaku dari kejayaan k...