Selama ini Omar selalu menceritakan betapa baiknya keadaan Anara pada Hael. Omar tidak menceritakan ia beberapa kali menemukan Anara jatuh sakit karena merasa bersalah dan merindukan Hael.
Tidak pernah diberitahu juga saat Anara pergi beribadah memohon sambil menangis agar ia dapat bersama Hael. Di depan para dewa dan dewi yang Anara puja, Anara mengakui dirinya mencintai Hael tanpa syarat.
Jauh dalam lubuk hati Anara saat itu, ia sangat mencintai Hael. Tidak ada lagi yang bisa Anara sembunyikan termasuk kenyataan dan perasaan untuk Hael. Hal yang seharusnya ia katakan secara jujur.
"Saya benar-benar merasakan cinta adalah penderitaan. Saya menderita sekarang karena saya mencintainya. Ya, saya mencintai seorang manusia bernama Harvey Nathanael Salazar. Saya mengakuinya di sini. Mencintainya yang bukan umat dari dewa dan dewi sekalian."
Omar ingat sekali rangakaian kalimat tersebut. Sepanjang hidupnya, Omar sendiri tidak pernah berfikir akan ada orang yang menangis karena cinta di tempat ibadah, tetapi orang yang ia cintai beda keyakinan dengannya.
"Sampai satu hari, Nyonya dilarikan ke rumah sakit karena lambungnya. Ia sempat muntah darah, dan di sana saya sudah menghubungi anda, tapi Nyonya Hanna memergoki saya. Nyonya merebut ponsel saya dan mematikan sambungan."
Hael ingat hari itu ia memang mematikan ponselnya karena sedang berada di dalam rapat senator. "Apa yang Mama lakuin?" Tanya Hael hati-hati. Selama ini Hannelore menemui Anara.
"Nyonya Hanna memohon sama saya. Dia gak mau Tuan tahu Nyonya Anara sakit. Saya boleh liat Nyonya. Saya liat Nyonya Anara nangis dengan permintaan yang sama. Nyonya gak mau keadaannya ganggu anda. Dia sendiri bilang, dia cuma mau kedamaian di antara kalian. Kalau ada kesempatan buat bersatu, Nyonya bilang dia gak akan lewatin itu."
Tatapan horor Hael meluntur seketika. Ia memang sempat mendengar kondisi buruk Anara dari Elvira tadi. Hael tidak bisa menyalahkan Omar yang diminta Anara. Apa yang mereka bilang juga tidak sepenuhnya salah.
Jika saat itu Hael mengetahui kondisi Anara, ia akan langsung terbang kembali ke Kota B. Hael hanya tidak suka jika Anara terganggu. Untuk ini, Hael menghormati privasi Anara. Terlebih Omar saat itu sudah terlihat di depannya.
"Semoga beban di hatimu selama sebelas tahun ini lega," doa Hael.
"Saya bisa sepenuhnya lega hari ini. Saat anda menikah, beban itu hanya berkurang. Anda mencintai Nyonya seperti saya mencintai Perlita. Orang tua perlita juga tidak setuju anaknya menikah dengan saya."
Hael mengangguk pelan. Sebenarnya kisah romantisnya dan Omar tidak berbeda jauh dengannya. Perlita yang kini menjadi istri Omar tidak pernah direstui menikah dengan Omar.
Alasannya karena perbedaan status sosial. Selama ini Omar hanya tinggal dengan keluarganya yang sudah bergenerasi mengabdi pada keluarga Montenegro. Perlita sendiri memiliki kehidupan yang di atas Omar.
Omar sudah berkali-kali mencoba meyakinkan keluarga Perlita walau hanya lemparan parang yang menjadi jawaban. Tiba satu hari, Perlita hamil. Bukannya mendapat kelonggaran keluarga Perlita menggugurkan paksa kandungan Perlita.
Perlita yang kecewa akhirnya memilih kabur dengan Omar. Setelahnya mereka menikah secara sederhana dan hidup menjauh dari keluarga Perlita meskipun masih dalam satu kota yang sama.
***
Jauh di pusat kota, dua orang wanita tengah bertengkar. Jihan yang sedang dalam keadaan panik karena label rekamannya mendadak pailit lalu mengeluarkannya tanpa pesangon. Selain itu, banyak pula tawaran kerja dan jadwal yang dibatalkan tanpa kompensasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honour From Nightmare
General FictionSemua kejahatan yang telah dilakukan akan mendapat balasan. Tidak, tidak perlu merepotkan Tuhan. Langsung saja pihak yang dirugikan membalas. Hari-hari baik yang sedang dinikmati akan berakhir sebagai mimpi buruk yang diterima pelaku dari kejayaan k...