Wangi-wangi minyak kayu putih, koyo, balsem seketika memenuhi ruang kelas XII SCL 1. Sebagian dari mereka tengah mengalami rasa pegal dan pusing yang tak tertahankan.
"Hai para penerima undangan dan beasiswa," sapa Naomita pada Farida, Ahnastasya, Anara, Eliana Emily, dan Sabrina. Keenam wanita itu menerima sebuah undangan yang disebut sebagai rekomendasi untuk masuk PTN dan Beasiswa.
"Lu mau pake jalur Illimité juga?" Tanya Ahnastasya.
"Enggak. Nanti kerja satu tempat lagi sama dia," jawab Anara.
Beasiswa yang Anara incar adalah Essayer. Salah satu beasiswa paling bergengsi di negara mereka. Banyak beasiswa yang dikhususkan pada anak-anak yang sangat amat cerdas. Sepertinya Anara merasa dia cerdas.
"Gw kalo apply ke Unwar gimana, Ly?" Tanya Ahnastasya.
"Unwar di mana?" Tanya Emily.
"Di Kabupaten R," ucap Farida dan Anara kompak.
"Lu mau, beasiswanya buat ke sana?" Tanya Farida.
Anara menolak jika harus pergi ke sana. Anara memegang liontin yang ia kenakan. Tidak biasanya Anara mengenakan kalung yang ini. Sebuah kalung dengan liontin inisial 'A'.
"Ada masa lalu gw di sana," jawab Anara berhasil membuat lima perempuan di sana melotot menatapnya. Apakah maksud Anara adalah mantan pacar?
"Kita jadian hampir dua tahun, tapi ada wabah terus dia juga pindah ke Kabupaten R tahun depan. Gak jodoh," cerita Anara.
"Serius, Ra?" Tanya Ahnastasya.
"Iya. Anak kedokteran," jelas Anara.
"Cakep?" Tanya Eliana.
"Banget, Ella. Foto dia keanya masih ada di HP gw." Anara mengeluarkan menunjukkan foto yang letaknya sudah di bagian bawah album fotonya. Foto yang diambil sekitar lima tahun lalu.
"Ehaan Al Rashid Barakat. Cowok lu turunan Arab, Ra?" Tanya Farida.
Anara cuma tersenyum bodoh. Pasalnya Al-panggilan akrab mantan pacarnya-memang tipe Anara, kecuali warna kulit Al yang terang.
Eliana menatap Anara kaget. Mungkinkah ini adalah salah satu penyebab Anara tidak terlalu mau menanggapi Hael? Jika dilihat, Al memang jauh lebih tampan dibanding Hael. Lagipula Al adalah orang pertama yang membuat Anara memiliki hubungan romantis, bukan Hael.
Eliana yakin dari tatapan mata Anara, ia masih menyimpan jutaan kenangan indah dengan Al. "Balikkan mau gak?" Tanya Eliana.
"Enggak. Dia masa lalu gw hehehe," tawa Anara di ujung kalimatnya.
Anara menceritakan awal pertemuannya dengan Al. Laki-laki yang ia temui di malam saat ia bersama Ashvin di sebuah tempat. Tempat itu sport club untuk para manusia yang gemar berolahraga terutama basket.
Anara bergabung ke sana karena saat itu Anara baru bergabung dalam tim basket. Cerita yang membawanya bertemu dengan Al. Anara tidak tahu apakah Al sudah menyukainya atau belum, tetapi Anara secepat itu jatuh cinta pada Al.
Awalnya, Anara malu-malu dengan Al. Terlebih Al adalah teman baik sekaligus senior Ashvin, kakak Anara. Berbeda dengan laki-laki yang biasa Anara temui, Al pendiam dan dingin dengan tatapan mata tajam yang dapat menebas cakrawala.
Di balik dinginnya Al, tersimpan sebuah senyuman manis yang berhasil membuat Anara tertular untuk tersenyum. Suara Al berat, namun dia masih memiliki tingkah imut.
Dua tahun yang lalu tepat di bandara, Anara dan Al berpisah. Mereka menyudahi hubungan yang seharusnya sudah selesai. Perasaan mereka selamanya tak akan pernah bersatu. Cinta Anara pada Al selesai hari itu. Kini hanya kenangan mereka yang ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Honour From Nightmare
Ficción GeneralSemua kejahatan yang telah dilakukan akan mendapat balasan. Tidak, tidak perlu merepotkan Tuhan. Langsung saja pihak yang dirugikan membalas. Hari-hari baik yang sedang dinikmati akan berakhir sebagai mimpi buruk yang diterima pelaku dari kejayaan k...