_
"Apa dia masuk diam-diam??"
"Tidak mungkin, keamanan di acara ini tidak selemah itu, dan yang kutahu minggu lalu ayah mengirimnya ke pusat rehabilitasi karena dia kedapatan mengonsumsi narkoba lagi."
Di tengah keduanya terus berbicara, Jean pun melangkah mendekati mereka sambil mengayun-ngayunkan segelas alkohol di tangannya dengan santai.
"Hi, Anne. Lama tidak bertemu." Jean menyapanya lebih dulu sambil mengangkat gelas di tangannya. "Kau berpenampilan berbeda dari biasanya, kau tampak lebih berani sekarang."
Jean beralih menatap Darkan. "Dan... hi, kakak."
Panggilan kakak dengan nada bicara ejekan itu pun membuat Darkan kesal. "Jean, bagaimana bisa kau masuk kemari?"
Sebelum menjawab Jean meneguk minumannya. "Mudah, aku meminta ayah agar pemilik acara ini mengundangku juga."
Dan dugaan Jean tidak sia-sia, ternyata benar Anne akan datang bersama Darkan ke acara ini.
"Sepertinya kalian sekarang adalah pasangan kekasih?"
"Jika iya apa urusannya denganmu??" Anne menatap kesal pada lelaki yang terus menatapnya dengan mata sayu itu.
"Sudah seberapa jauh hubungan kalian? Apa kalian sudah tidur bersama?"
"Tutup mulutmu, Jean." Darkan berusaha menahan emosinya.
Jean terkekeh. "Aku memiliki jawabannya sekarang."
"Apa kau tahu, wanita ini," Jean menunjuk Anne dengan gelas di tangannya. "Dia dulu bercerita padaku pernah dilecehkan oleh rekan kerja ayahnya, dan itu karena kesalahannya yang lupa mengunci pintu saat dia tidur, jadi dia pasti akan selalu takut untuk bersentuhan dengan lelaki mana pun, kau harus memaksanya lebih dulu—"
Pukulan bertubi-tubi melayang di wajah Jean sebelum lelaki itu menyelesaikan ucapannya.
Jean tidak mabuk, ia menyadari penuh ucapannya, ia sengaja membuat orang-orang di sekitar mereka terganggu, dan Anne merasa malu dengan hal itu.
Jean pun balas memukul Darkan, sehingga terjadi pertengkaran yang hebat, sampai salah satu dari mereka tersungkur mengenai meja, makanan ataupun minuman berjatuhan, ruangan itu menggema dengan pecahan gelas dan piring.
Semua para tamu terkejut dan tidak nyaman dengan keributan yang terjadi, keamanan di acara itu pun berhasil menghentikan keributan dengan mengeluarkan salah satu dari mereka.
Dan pihak keamanan memilih mengeluarkan Jean sesuai perintah dari Matteo.
Selama dibawa keluar Jean pun terus mengeluarkan kata makiannya pada Darkan dan Anne.
"Pergilah, tenangkan diri kalian." Matteo memberikan sebuah kunci kamar pada Darkan.
Napas Darkan menggebu karena emosinya belum menghilang sepenuhnya, dan ia menatap kunci itu dengan tatapan tajam, ia tidak langsung menerimanya, ia tidak percaya dengan kebaikan pria di depannya saat ini.
Namun, tanpa persetujuannya, Anne mengambil kunci itu. "Terima kasih." ucapnya dengan suara gemetar, dan hanya menatap Matteo sekilas.
Kemudian Darkan dan Anne pergi ke suatu arah dengan diantar oleh seseorang yang bekerja di acara tersebut.
Pecahan gelas dan piring pun dapat dibersihkan dengan cepat melalui bantuan banyak orang yang bekerja di sana, sehingga acara pun dapat dimulai kembali.
Dan Matteo meminta maaf pada semua tamu acara atas keributan tak terduga yang terjadi.
Selama melangkah Darkan terus memegangi dadanya yang terasa sangat sakit, lagi-lagi luka di bagian sana selalu terasa sakit berkali-lipat saat ada pemicu.
KAMU SEDANG MEMBACA
(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫
Novela JuvenilSeason 2 dari ZIONNE "𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘥𝘶𝘭𝘪 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬, 𝘮𝘢𝘴𝘢-𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶𝘭𝘢𝘭𝘶𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘢𝘨𝘪𝘬𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘩...