𝟏𝟗. 𝐇𝐞𝐚𝐯𝐲 𝐑𝐚𝐢𝐧

1.2K 55 15
                                    

_

■■■

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

■■■

"Anne."

"Kau kenapa??" Seseorang yang berdiri tepat di depannya bertanya, lalu ikut duduk di sampingnya.

Anne segera menyeka air matanya dan menggeser duduknya, tidak ingin duduk dengan jarak yang dekat.

"Kau seperti orang gila menangis di sini."

Anne hendak bangkit dari duduknya, memilih tidak berurusan dengan orang itu, tetapi lelaki itu dengan cepat menahan tangannya dan menaruh jaket pada belakang tubuhnya.

"Kau menangis pasti karena terjebak hujan dan kedinginan, kan?"

"Dari dulu sampai sekarang kau memang cengeng." Lelaki itu tertawa kecil, berniat bercanda dengan mengejek.

Namun, Anne bertindak seperti tidak melihat lelaki itu, dan memberikan jaket itu kembali pada pemiliknya.

"Aku baik-baik saja, Jean. Pergilah." Anne berucap singkat, tanpa ingin berbasa-basi.

"Aku akan pulang, tetapi nanti, masih hujan." Jean menirukan nada bicara ketus Anne, lalu tertawa kecil.

"Di mana Eva?" Anne bertanya dengan tatapan tajamnya, ia benar-benar tidak ingin berurusan dengan orang seperti Eva ataupun Jean karena energinya akan banyak terbuang sia-sia.

"Dia sudah pulang lebih dulu bersama temannya."

Anne perlahan menganggukkan kepalanya lalu bangkit dari duduknya, berniat akan mencari tempat lain untuk berteduh.

Namun, Jean segera mencegahnya lagi. "Kau akan kemana?"

Anne tidak menjawab, dan Jean tahu jawabannya bahwa dia sedang menghindarinya.

"Aku tidak akan macam-macam." Jean melangkah mundur dan menatap Anne dengan wajah meyakinkan.

"Kau bisa menunggu di sini bersamaku, kita bisa pulang bersama setelah hujan reda nanti."

"Aku akan pulang sendiri." Anne menekankan ucapannya dan kembali duduk di kursi, dan berharap Jean menepati ucapannya bahwa dia tidak akan macam-macam.

Anne pun berpikir ingin sekali menerobos hujan, tetapi ia cemas dengan buku-buku, laptop, dan ponsel yang dibawanya, meskipun hanya sebentar untuk mencapai jalan raya dan menemukan taksi, tetapi malam ini hujan terlalu deras.

Satu jam berlalu.

Anne berhenti memainkan ponselnya, lalu menggeliat kecil dan menyandarkan punggungnya pada dinding di belakangnya sambil menghembuskan napasnya secara perlahan.

Rasa kantuk mulai melanda dengan kuat, tetapi Anne berusaha untuk tetap terjaga, ia tidak ingin tidur, apalagi di sampingnya masih ada lelaki yang perlu ia waspadai.

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang