𝟓𝟖. 𝐓𝐞𝐥𝐥 𝐓𝐡𝐞 𝐓𝐫𝐮𝐭𝐡

886 57 8
                                    

Siapin tisu dulu yuk sebelum baca chapter ini:)

_

Belasan tahun yang lalu. Saat Darkan berusia 8 tahun, dia dihadapkan dengan situasi menyakitkan dan mengejutkan, di mana dia mengetahui ayahnya berselingkuh.

Di kamar yang sama, Darkan tengah bersembunyi di dalam lemari, dia menangis dengan ketakutan dan kebingungan yang menyelimutinya, dia sebelumnya mengira yang memasuki kamar itu ayah dan ibunya, tetapi suaranya jelas wanita lain.

Sebelumnya Darkan menyelinap masuk ke dalam kamar kedua orang tuanya karena dia hanya ingin melihat-lihat, dia merindukan ibunya dan merindukan sikap baik ayahnya, dia merindukan masa-masa di mana dia pernah sangat bahagia di kamar itu, yang mana selalu bercanda bersama kedua orang tuanya.

Namun, saat mendengar suara ayahnya, Darkan lantas bersembunyi di dalam lemari.

"Di mana anakmu? Rumahmu sangat sepi."

"Dia sekolah."

"Kenapa kau hanya memiliki satu anak dari istrimu?"

"Kondisinya tidak memungkinkan untuk memiliki banyak anak."

Darkan menutup kedua telinganya karena bukan hanya percakapan biasa yang terdengar, tetapi suara kecupan dari ayah dan wanita lain itu jelas terdengar, itu sangat mengganggunya.

"Sebastian, kapan kau akan menceraikan istrimu? Aku tidak bisa terus menyembunyikan hubungan kita seperti ini."

"Anak perempuanku dan anak lelaki kita pasti sudah tidak sabar ingin tinggal bersama ayahnya."

"Shopia, aku tidak perlu menceraikannya, dia sekarang bahkan tidak akan mengerti aku berselingkuh atau tidaknya."

"Kau malang sekali memiliki istri yang mengalami gangguan jiwa, tetapi jangan khawatir, aku janji akan membuatmu bahagia sampai kau melupakan kesedihanmu."

"Mari buat keluarga baru yang bahagia, aku ingin segera tinggal bersamamu, dari suami pertamaku seperti yang kau tahu aku telah memiliki satu anak perempuan, dan bersamamu kita memiliki satu anak lelaki, jadi cepat nikahi aku."

"Aku tidak akan menikahimu."

"Sebastian??"

"Istriku masih hidup."

Darkan yang masih berada di dalam lemari memejamkan matanya rapat-rapat, dia masih menutup kedua telinganya dengan tangan yang bergemetar, dia sangat ingin keluar dari dalam lemari itu, dia tidak tahan mendengar ucapan jahat yang diucapkan ayahnya dan wanita lain itu, tetapi dia tidak memiliki keberanian menghadapi ayahnya.

Namun, setelah menguatkan tekadnya, Darkan membuka lemari itu dengan kencang sampai wanita lain yang berada di atas tempat tidur itu spontan menutup tubuh telanjangnya dengan selimut, sedangkan ayahnya terdiam dengan tampak sangat terkejut.

Darkan berlari keluar dari kamar, di luar dia bertemu dengan salah satu pembantu di rumahnya, dia terkejut dan bertanya mengapa Darkan berada di rumah, bukannya di sekolah.

"Lepaskan!" Darkan marah pada pembantu yang menghalangi jalannya.

Darkan masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu, dia duduk di tepi tempat tidur sambil menangis tanpa suara, dia ingin menjerit meluapkan kesedihannya yang mendalam, tetapi memilih menahannya.

Di luar Sebastian yang telah kembali memakai bajunya dengan panik berjalan menuju kamar Darkan, dia menghentikan langkahnya saat seseorang memanggilnya.

"Ada apa??"

"Aku mendapatkan telepon dari guru di sekolah Zion bahwa dia kabur dari sekolah." Seorang asisten pribadi menghampirinya.

(²) 𝐙𝐈𝐎𝐍𝐍𝐄 || 𝐓𝐨 𝐁𝐞 𝐅𝐨𝐫𝐞𝐯𝐞𝐫 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang