EXILED

14

ᎬᎲᏆᏞᎬᎠ

By

Beehunnie02

Cerita ini hanya fiksi, semua nama tempat dan kejadian yang ada di dalamnya hanya imajinasi penulis semata dan tidak berhubungan dengan kehidupan asli karakter.

Tolong bijak dalam membaca!!!

Mata baru

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_✣_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Pagi hari di kediaman Oh, kepala pelayan sudah sibuk menyiapkan sarapan untuk sang tuan rumah sejak pagi. Sehun sendiri baru membuka matanya dan masih berbaring di kasurnya. Sebuah ketukan terdengar, Sehun mempersilahkan orang itu untuk masuk.

"Selamat pagi Tuan Oh, tidur Anda nyenyak?" tanya kepala pelayan.

"Biasa saja..." sahut Sehun sembari duduk dan menatap jendela yang kamarnya yang tengah di buka oleh pelayan lainnya.

"Air mandi Anda sudah siap, sarapan juga sudah siap di ruang makan." ucap kepala pelayan. Sehun mengambil jubah putih yang di berikan kepala pelayan dan memakainya.

"Bagaimana dengan anak itu?" tanya Sehun.

"Anak itu sudah bangun, saya akan mengantarkan sarapan ke kamarnya. Sepertinya dia sangat bingung dan ketakutan," tutur kepala pelayan.

"Sudah pasti bukan." sahut Sehun. "Aku akan mandi dan menemui anak itu, siapkan saja makanan untuknya!" titah Sehun.

"Apa Anda butuh bantuan untuk mandi?" tanya kepala pelayan.

"Aku sudah besar!" teriak Sehun yang kemudian menutup pintu kamar mandi. Kepala pelayan hanya tersenyum melihat itu.

Sang Ho pergi untuk mengantarkan makanan pada anak Ji Sung yang di bawa oleh bawahan Sehun, anak itu terlihat duduk diam di kasur saat Sang Ho masuk ke dalam.

Matanya mengikuti setiap gerakan yang dilakukan Sang Ho, dia merasa waspada meski orang-orang di kediaman itu tidak melakukan hal yang menyakitinya.

"Tuan Oh akan menemuimu nanti, beliau ingin kau makan terlebih dulu. Sudah aku siapkan makananmu, apa kau bisa makan sendiri?" tanya Sang Ho pada anak itu.

Anak itu mengangguk kecil dan menerima penampan dari Sang Ho, memakannya dengan perlahan dan malu-malu.

"Kau sedang makan?" tanya Sehun yang masuk begitu saja ke dalam kamar itu.

Baik Sang Ho maupun anak itu langsung mengalihkan pandangannya pada Sehun, pria itu duduk di kursi yang ada di dalam kamar. Matanya menatap anak itu, membuat anak laki-laki itu merasa takut.

"Aku tidak akan menyakitimu... Aku hanya ingin bertanya, kau bisa selesaikan sarapanmu lebih dulu!" tutur Sehun.

"Tuan, sarapan Anda?" tanya Sang Ho.

"Nanti." jawab Sehun dengan singkat.

Anak itu menghabiskan makanannya dengan cukup rapih, dan mengatakan terima kasih pada pelayan yang membawa peralatan makanan itu pergi.