10

122 21 0
                                    

ᎬᎲᏆᏞᎬᎠ

By

Beehunnie02

Cerita ini hanya fiksi, semua nama tempat dan kejadian yang ada di dalamnya hanya imajinasi penulis semata dan tidak berhubungan dengan kehidupan asli karakter.

Tolong bijak dalam membaca!!!

Bencana

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_✣_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Langit mendung menghiasi langit desa Lilith, sudah tiga bulan berlalu Junmyeon berada di desa itu dan sejak satu setengah bulan lalu musim hujan tiba.

Angin kencang membuat para warga waspada, mereka takut angin itu bisa menerbangkan atap dan merobohkan rumah. Para hewan ternak juga terdengar berisik sedari tadi.

Rose tengah mengangkat jemuran bersama Eunha, sementara para pengawal membantu warga desa. Hari ini Junmyeon sedang libur dalam mengajar.

“Sepertinya akan ada badai,” ucap Seonho saat melihat langit yang terlihat gelap.

“Anginnya terlalu kencang, aku khawatir beberapa warga mendapat kesulitan karenanya.” tutur Junmyeon cemas.

“Pengawal sudah pergi untuk membantu, tapi saya ragu itu cukup.” sahut Seonho.

“Kita berdoa saja semoga tidak ada hal buruk.” tepat setelah Junmyeon mengatakan itu, hujan mulai turun dengan begitu deras.

“Wahh... Untung kita sudah mengangkat semuanya,” ucap Eunha yang baru kembali bersama Rose.

“Tuan Kim, hujan itu tampak menakutkan.” tutur Rose.

“Emh... Kalian berdua masuklah!” titah Junmyeon.

“Sebaiknya kita juga masuk, Tuan.” kata Seonho.

Junmyeon, Seonho, Rose dan Eunha tengah duduk bersama di sebuah ruangan dengan satu lilin di tengah meja sebagai penerang. Sudah sekitar 30 menit hujan turun dan itu masih dalam keadaan sama. Tidak ada tanda-tanda berhenti.

“Jika seperti ini terus menerus, bukankah sungai bisa meluap?” tanya Eunha.

“Kemungkinan iya,” sahut Junmyeon.

“Kita bahkan tidak bisa bergerak karenanya, ini terlalu menakutkan.” kata Rose.

“Anda baik-baik saja?” tanya Seonho pada Junmyeon yang tengah memikirkan sesuatu.

Junmyeon melirik Seonho dan kembali memfokuskan pandangannya ke lilin.

“Aku baik-baik saja.” jawab Junmyeon.

Di sisi lain pusat wilayah Utara yaitu Theia, juga tengah turun hujan. Sehun memperhatikan air yang jatuh melalui jendela besar di depannya.

“Tuan Oh...” panggil wakil kepala pelayan.

“Ini buruk,” ucap Sehun.

Kepala pelayan tidak bisa mengatakan apapun, dia sudah tahu apa maksud dari ucapan Sehun.

“Aku akan pergi.” ucap Sehun, membuat kepala pelayan Sang Ho terkejut.

EXILEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang