(not) Easy

2.5K 172 12
                                    

Salsa menyeret kopernya menelusuri bandara Soekarno-Hatta kala teleponnya berdering, mengusik langkahnya.

"Loe beneran bisa dateng kan, besok?" Tanya Alena di seberang.

"Heem... Gue udah di Bandara nih.. Lagi nunggu jemputan..." Jawab Salsa datar.

"Beneran loh... Gue agak sangsi dengan janji loe.. Apalagi sebulan ini loe sok sibuk banget..." Ujar Alena ragu.

"Biar cepet kelar kerjaan gue... Loe kan tau gue lebih suka WFH... Tapi pekerjaan kali ini nuntut gue buat selalu standbye..." Keluh Salsa kemudian.

"Okay... Met istirahat, besok gue tunggu pokoknya... Awas aja kalau gak datang. Gue bakar rumah bokap loe..." Ucap Alena yang diikuti derai tawa keduanya.

Setelah pernyataan pada malam terakhir mereka bertemu, Salsa benar-benar menghilang dari kehidupan Rony. Bahkan gadis itu tak pernah membalas pesan-pesan yang dikirimkannya.

Salsa memilih menyibukkan diri dengan pekerjaannya, yang mengharuskan dirinya bolak-balik Jakarta-Kalimantan bersama Mr. Alan dan team. Dalam rangka terjun langsung mengecek lokasi proyek yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam waktu sebulan dengan tanpa adanya komunikasi dengan lelaki itu, Salsa berharap Rony dapat berdamai dengan diri dan segala kenangan buruk masa lalunya.

Namun, tanpa Salsa tau, pernyataannya malam itu benar-benar mempengaruhi Rony. Lelaki itu berubah jadi lebih pendiam dan susah makan. Bahkan ia harus jatuh sakit selama tiga hari tanpa sebab.

Salsa memang tidak menjelaskan alasannya ke Andi kalau dia minta Rony untuk menjauhinya.

Bagi Salsa, Rony hanya butuh waktu untuk lebih sadar diri bahwa bukan saatnya untuk memeluk luka-luka itu dan menyalahkan dirinya sendiri.

Salsa hanya mengirim beberapa pesan lewat Andi, ia berpesan kepada Andi untuk meminta Rony buat lebih sering pulang ke rumah dan menemui mamanya. Bagaimana pun perempuan paruh baya itu pasti kesepian. Salsa tidak ingin sesuatu yang sudah terjadi, membuatnya terus berlarut-larut di dalamnya.

Salsa ingin Rony benar-benar fokus untuk mencintai dirinya sendiri, dan memulai membuka hidupnya yang baru.

****

Salsa mematut dirinya di depan cermin. Memastikan penampilannya pantas untuk sekadar datang dan memberi ucapan selamat kepada Alena. Hari ini Alena akan membuka butik barunya. Setelah berjuang meyakinkan Mamanya selama kurang lebih lima tahun.

Salsa cukup excited mendengar kabar itu, ia tahu persis bagaimana Alena sangat ingin ikut mengelola butik itu sejak remaja.

Salsa meraih clutch bag-nya, serta mengenakan heels yang senada dengan warna hijabnya. Gadis itu mengirimi pesan kepada Alena, bahwa ia sudah siap datang ke tempatnya.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam dari rumahnya. Salsa akhirnya berhasil memarkirkan Pajero SUVnya ke arah parkiran butik.

Salsa menarik napas dalam, ada beberapa kenangan yang lahir tanpa sebab. Dimana hal-hal indah pernah tinggal di dalam sana. Setelah lima menit berperang dengan dirinya sendiri. Salsa akhirnya memutuskan keluar dengan menenteng buket bunga yang ia beli di perjalanan tadi.

"Hai... Congratulations, Beb..." Ucap Salsa memeluk erat gadis dengan stelan gaun berwarna geranium pink.

"Aaaaa... Maaciwww... Gue kira loe ga bakal dateng. Gue udah siap bakar unit loe tauk!" Ucap Alena masih bergelayut di lengan Salsa. Salsa terkekeh sembari menyentil kening Alena.

"Ngaco!" Jawab Salsa sembari tertawa.

"Acaranya masih setengah jam lagi, loe mau jalan-jalan lihat karya gue kah?" Tawar Alena excited.

Season Of Blossom (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang