Make Up Your Mind

2.7K 175 27
                                    

"This good morning is brought to you by coffee." Ucap Bara dengan senyuman manisnya sembari mengangsurkan secangkir moccacino ke depan Salsa.

"Thanks Bar... But, don't bother yourself..." Jawab Salsa ramah.

"Never mind, Sa..." Balas Bara sembari menyesap kopinya.

Kini, keduanya sedang berada di sebuah foodcourt di seberang kantor CORONET GROUP. Semalam Bara kembali menghubunginya. Setelah hampir sebulan penuh Salsa tak lagi berhubungan dengan lelaki itu.

"Gimana kabar kamu?" Tanya Bara penasaran. Terakhir kali Bara bertemu Salsa saat menjemputnya sebulan lalu. Meskipun mereka bekerja dalam proyek yang sama tak membuat Salsa dan Bara menjadi lebih intens bertemu.

"Baik... Seperti biasa... Kamu?" Jawab Salsa diplomatis.

"Aku gak baik-baik aja..." Jawab Bara, matanya menatap jalanan yang ramai di jam rawan masuk kantor.

Salsa sudah banyak mempersiapkan diri sejak Bara mengatakan ingin bertemu dengannya semalam. Bahkan Bara memohon untuk Salsa menyempatkan waktunya pagi ini karena ada hal penting yang ingin dia katakan.

Gadis itu meremas kedua tangannya. Sebelum mengalihkan atensinya pada lelaki disampingnya.

"Saya tidak tahu, perasaan apa yang sedang saya rasakan selama sebulan ini..." Ucapnya. Salsa masih berusaha mendengarkan. Ia berusaha mengenyahkan pikiran terlalu percaya dirinya itu.

"Saya... Sepertinya nyaman dengan kamu..." Lanjut Bara.

Salsa menghela napas panjang. Ketakutannya selama ini terjadi. Itulah mengapa sejak awal Salsa ragu-ragu untuk membuka diri untuk orang baru.

Salsa bahkan sejak awal sudah berusaha sebaik mungkin untuk membatasi hubungan pertemanan dengan Bara.

Namun, rupanya pertemuan yang bahkan tidak lebih dari hitungan jari itu mampu melahirkan arti lain bagi lelaki di hadapannya.

"Kita sudah cukup dewasa untuk saling memahami ke arah mana pembicaraan ini kan, Sa?!" Ucap Bara berusaha menyelami manik mata gadis dihadapannya.

"Em... Aku mau minta maaf Bar..." Ucap Salsa sembari mengatur laju detak jantungnya.

"Aku bukan perempuan baik seperti yang kamu bayangkan... Aku.. Em, tidak selayak itu untuk mendapatkan perasaan berharga dari kamu..." Jawab Salsa.

"Kenapa?" Tanya Bara berusaha mencari alasan.

"Aku bahkan belum selesai dengan masalaluku... Dan itu hanya akan menyakiti kamu..." Jawab Salsa.

"Aku emang belum tahu seberapa menyakitkan masalalu itu. Tapi... Apakah tidak kita coba dulu? Apa kamu gak mau jadiin aku sebagai obat, dan kita bisa memulai hari baru?" Bara tampak berusaha memberi keyakinan dan harapan baru pada gadis di hadapannya.

"I'm so sorry, Bara... Aku gak mau membawa kamu dalam masalaluku yang belum selesai. Akan sangat menyakitkan jika aku menjadikan lelaki sebaik kamu sebagai pelarianku.

Bara... Mungkin penolakanku ini terdengar menyakitkan. Tapi luka itu tak sebanding jika aku hanya menjadikan kamu sebagai bayang-bayang semu dari perasaanku. Mungkin hari ini akan sangat menyakitkan, tapi luka itu akan terasa singkat setelah kamu bertemu orang yang tepat... Dan itu bukan aku..." Balas Salsa terisak.

Gadis itu merasa bersalah telah membawa Bara dalam kisah cintanya. Sekalipun sejak awal dia menegaskan diri untuk tidak berhubungan secara pribadi, namun rupanya bagi lelaki di hadapannya seolah memberi harapan.

"Okay... I trust you... Tapi, apakah kita masih bisa bersahabat, Sa?" Tanya Bara lembut. Lelaki itu merasa sedih, namun berusaha mengerti.

"Terima kasih kamu sudah mau mengerti aku, Bara... Tapi, sekali lagi aku minta maaf. Aku tak yakin dengan persahabatan antara laki-laki dan perempuan tanpa adanya perasaan. Mari kita berhubungan selayaknya saja. Sebagai teman dan rekan kerja..." Putus Salsa yang diangguki paham oleh Bara.

Season Of Blossom (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang