Second Chance

2.6K 177 28
                                    

Rony terbangun oleh banyaknya notifikasi yang masuk ke gawainya. Sebuah post foto bergambar dua cup coffee berlatar rooftop dengan mengambil caption 'turn back the clock'. Sepertinya menarik atensi sahabat-sahabatnya. Sebuah story post pertama yang Rony lakukan setelah lima tahun menghilang dari dunia maya.

Rony mengabaikan serbuan ucapan selamat, jokes ringan ataupun kalimat sarkas teman-temannya di kolom komentar. Kali ini Rony memilih bangun lebih pagi dari biasanya. Melewatkan sarapannya, dan bergegas mengetuk pintu unit sebelahnya.

Dia sudah bersiap dengan stelan kaos basic dan celana pendek. Menekan bel pintu unit Salsa, bersamaan dengan suara sepatu yang beradu dengan lantai marmer terdengar mendekat.

"Hai... Kok, loe bisa sehati sama gue, sih?" Ujar Rony menatap Salsa yang tampak rapi.

"Eh... Hai... Ada apa Ron?" Tanya Salsa bingung. Dia sudah menenteng tasnya.

"Mau ajak loe... Cari sarapan.. Sebagai bentuk perayaan pertemanan kita..." Ucap Rony penuh semangat.

"Duh.. Gimana ya... Sorry banget, bukannya nolak, gue udah ada janji buat nyarap bareng." Jawab Salsa.

"Sorry next time ya, Ron... Gue udah ditungguin di loby..." Kata Salsa lagi, tampak buru-buru.

"Tungguin..." Ucap Rony keras.

"Hah! Loe mau ke bawah?" Tanya Salsa sembari menekan tombol lift.

"Gue antar loe, sampai depan." Jawab Rony santai. Gadis itu mengernyit, namun akhirnya memilih mengalah.

"Oh okay..." Jawab Salsa enggan berdebat.

Sesampainya lobi Salsa tampak berjalan lebih buru-buru. Bahkan dirinya tak tahu kalau Rony masih membuntutinya sampai di depan pintu mobil yang menjemputnya.

"Udah lama? Sorry, baru turun..." Sapa Salsa pada lelaki yang sudah siap membukakan pintu mobil untuknya. Rony mendekat tepat saat Salsa sudah duduk di tempatnya.

"Hai, Bro... Mau kemana? Gua titip jangan sampai lecet, balikin lagi ya... Jangan ada yang kurang, harus masih utuh..." Ucapnya sok santai, padahal hatinya sudah bergemuruh. Salsa berdecak, namun tak ingin memperpanjang masalah.

"Ayo ah.. Jalan aja, Bar..." Ucap Salsa ingin mengabaikan Rony yang masih berusaha mengambil atensi lelaki yang sedang berusaha mendekati Salsa itu. Bara mengernyit, banyak yang ingin dia tanyakan. Namun sementara ia tahan. Bara tak menjawab ucapan Rony, hanya saja perasaannya menjadi tidak se exited sebelumnya.

Bara bahkan betah mendiamkan gadis di sampingnya. Pikirannya mencoba menerawang jauh. Rasa penasaran sungguh menganggunya.

"Em... Bukannya cowok tadi, klien kamu juga di proyek IKN?" Akhirnya Bara mencoba mengeluarkan isi pikirannya.

"Heem... Kita emang di projek yang sama." Jawab Salsa singkat.

"Em.. Sorry, tapi kenapa kelihatan akrab banget? Dan kenapa juga bisa satu unit?" Tutur Bara, dia tidak dapat menyembunyikan lagi penasarannya.

"Oh... Dia teman kuliahku. Tapi setelah lima tahun gak ketemu, ketemu lagi di proyek. Udah ah.. Kenapa malah bahas orang lain..." Jawab Salsa, dia enggan menerangkan tentang Rony kepada Bara.

"Tapi dia di lantai yang beda kan sama kamu?" Tanya Bara ingin memastikan lagi. Salsa terdiam, bagaimana cara menjelaskannya.

Sepertinya Bara sebelas duabelas dengan Rony. Tipikal laki-laki posesif.

"Coba, nanti aku tanya Rony." Jawab Salsa, enggan memperpanjang cerita tentang Rony.

"Eh.. Gak usah!" Jawab Bara kemudian. Bara hanya merasa cemburu mengingat bagaimana cara Rony menitipkan Salsa kepadanya.

Season Of Blossom (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang