Let's Make Up

2.5K 171 15
                                    

Salsa tak habis pikir, sepertinya mengirimi pesan lelaki di hadapannya adalah sebuah kesalahan besar yang akan di sesalinya!

Bagaimana bisa, kini di depan unitnya, Rony sedang berdiri membawa dua cup coffee favorit Salsa sembari tersenyum hangat ke arah gadis itu.

"Ngapain?!" Cecar Salsa sembari melipat kedua tangannya ke dada. Lelaki yang sedang di tatap intens oleh gadis itu, balik menyerahkan satu cup kopi ke arahnya.

"Seperti yang loe bilang, 'be gentleman!' Gue cuma mau membuktikan itu." Jawab Rony cukup percaya diri.

"Dih! Ngelunjak ya modusnya!" Ujar Salsa, sedangkan Rony hanya terkekeh menanggapi ucapan sarkas Salsa.

"Ya udah, follow me! Gue gamau bicara sama loe disini!" Ucap Salsa berjalan mendahului lelaki yang masih lengkap dengan pakaian kerjanya itu.

Setelah menghabiskan waktu bersama Alena dan Kanaya seharian penuh, Salsa menemukan sedikit banyak hal yang tidak ia tahu tentang Rony.

Sembari meniti satu persatu anak tangga, kini pikirannya dibuat kembali mengingat percakapan dengan kedua sahabatnya itu.

"Loe beneran ketemu, Neta?!" Tanya Alena memastikan. Salsa mengangguk pasti.

"Gimana perasaan, Loe?" Kali ini Kanaya ikut menanggapi. Salsa yang masih sibuk mengaduk buburnya, menatap menerawang jauh.

Ada luka yang tidak dapat dideskripsikan, namun kini ia ingin memilih berdamai dengan keadaan.

"Awalnya gue marah, waktu dia ngajak gue buat ketemu. Dia bilang mau jelasin sesuatu yang ga gue tau.." Jawab Salaa jujur.

"Terus loe nanggapinnya gimana?" Tanya Alena lagi.

"Gue bilang, gue gak akan ada waktu buat dia. Toh sekarang gue emang lagi berniat buat buka diri buat seseorang. Jadi gue rasa gue mau move on dari drama kehidupan percintaan gue ini!" Terang Salsa.

"What! Loe beneran mau move on, Sal? Sama pangeran berkuda putih mana yang berhasil menaklukan hati sekeras batu-loe itu?" Kanaya menanggapi dengan heboh. Alena menepuk bahu Kanaya, takut Salsa merasa tidak nyaman, dipertemuan pertama mereka setelah sekian lama.

"Gue belum sejauh itu... Cuma kayaknya berteman dengan orang baru, not something bad-lah..." Jawab Salsa diplomatis.

Alena yang tahu bahwa perasaan Rony masih sama untuk gadis dihadapannya, hanya bisa diam.

"Loe kok diem aja, Al?" Tanya Kanaya.

"Gak papa... Cuma gue penasaran, perasaan loe ke Rony gimana?" Tanya Alena, yang rupanya malah berhasil membuat gadis di hadapannya itu tersedak. Buru-buru Alena menyodorkan air minumnya, berusaha menyelamatkan temannya itu.

"Gue... Gak tau! Gue udah gak benci dia. Setelah cerita Andi kemarin. Gue lebih ke kasihan sama dia-as a friend..." Jawab Salsa. Alena sedikit bernapas lega, sepertinya masih ada kesempatan kedua untuk Rony.

"Tapi kenapa kalian kelihatan masih musuhan, tadi?" Kini Kanaya yang menanggapi.

"Gue mau berdamai sama dia semalam... Gue bahkan rela buatin nasi goreng spesial sama jus detox rokok buat dia. Karena kata Andi, si Rony kemarin habis ketemu Neta kacau balau. Karena Neta ada hubungannya sama kematian Papa Rony..."

Kedua Sahabatnya belum menanggapi, mereka hanya melempar tatapan penuh arti. Ingin meledek, tapi mereka tahan sebaik mungkin.

"Tapi... Ngeselinnya, si Rony nuduh gue mesra-mesraan sama orang yang telpon gue semalam... Mana habis itu dia gak tau diri minta gue peluk! Apa gak kampret tuh cowok!" Terang Salsa penuh emosi.

Season Of Blossom (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang