"Jadi, kamu sudah menambatkan hatimu ke Bang Jeff?"
Lagi-lagi Chelsea bertanya dalam hati; memang iya? Karena tak mungkin secepat itu ia menambatkan hatinya pada hati lain, sedangkan sebelum Jeff dan Ben hadir, dia pernah merasakan patah paling hebat selepas perpisahan kedua orangtuanya. Kala itu, dirinya baru pertama kali merasakan suka—yang agak berbeda. Chelsea jatuhkan cintanya pada pria bernama Anthares. Namun beberapa tahun kemudian pria itu malah melamar gadis lain dengan alasan orangtuanya tidak setuju karena tahu background keluarga Chelsea.
Setelah hubungannya dan Anthares kandas, Chelsea menutup rapat hatinya.
Hingga dipertemukan lah dia dengan Jeff juga Ben yang sama-sama menaruh hati padanya. Tetapi Chelsea lebih memilih Jeff, karena entah kenapa dia selalu merasa aman dan nyaman. Ditambah ibu Jeff yang langsung bisa menerimanya. Walau dia tahu, akan ada hati yang kecewa.
Chelsea menghela nafas pendek. "Saya rasa ini sudah termasuk—"
"Maaf kalau saya terkesan memaksa," potong Ben. "Saya cuma pengen nyembuhin diri dari hal-hal yang gak seharusnya. Karena itu, saya ingin memulai hubungan serius sama kamu." Ben menghembuskan nafas. "Chel," panggilnya. "Ada banyak hal yang ingin saya bagi sama kamu. Tapi dengan situasi yang seperti ini, kadang saya takut malah bikin kamu jijik lalu menjauh."
"Pak," mata Chelsea menatap Ben cukup dalam, "kalau kita tidak bisa jadi sepasang, kita tetap bisa jadi teman diluar pekerjaan." Bibirnya melengkung memperlihatkan senyum. "Saya memang tipe orang yang pemilih dalam berteman maupun bercerita, tapi pemilih di sini dalam konteks yang positif," sambungnya. "Bapak boleh cerita apapun ke saya, kalau Bapak ngerasa saya bisa dipercaya."
"Saya selalu percaya sama kamu, Chel," timpal Ben.
Senyum Chelsea mengembang sempurna. "Lalu?"
"Mas Ben," panggil sebuah suara. Kompak Chelsea dan Ben menoleh. Tidak jauh dari tempat mereka duduk, Agatha melambaikan tangan sembari menyunggingkan senyum—yang Chelsea yakin senyuman itu untuk Benjamin Dirgatama. Tentu saja.
"Dia lagi," dengus Ben.
Chelsea meringis kecil. Dia pun sama muaknya dengan Ben. Lihat saja tingkah Agatha begitu mendekati meja yang ditempati Chelsea dan Ben. Tanpa mempedulikan Chelsea, Agatha duduk di samping Ben. Menatap pria itu seraya berkata, "sendirian aja, Mas? Kok gak calling aku aja sih? Kan bisa aku temani."
Terlihat dari sudut mata Chelsea, Ben tampak tak enak hati ketika melirik ke arahnya. Dan Chelsea yang sadar dirinya tidak diharapkan, dengan segera gadis itu bangkit, menginterupsi kecentilan Agatha. "Pak, jam makan siang sudah habis. Ada baiknya kita pulang ke kantor. Lagi pula, Bapak ada agenda meeting dengan Pak Pandu."
Seperti diselamatkan, Ben mengangguk.
Setelah itu, mereka tinggalkan Agatha yang kemudian mencak-mencak tak karuan.
###
Sayangku
Dijemput jam berapa?2 jam lg
Aku msh ada meeting MasOk sayangku
SemangatNanti lgsg ke Hitz Cafe aja ya
Sekalian ada yg mau aku omonginIya sayangku
Sebenarnya Chelsea sudah tiba di Hitz Cafe sejak 15 menit yang lalu. Hari ini dia pulang lebih awal, tetapi tidak langsung pulang ke rumah, dan malah melipir ke cafe langganannya. Well, terlepas pekerjaannya yang sudah beres, daripada dia harus berhadapan lagi dengan Ben, dan membahas soal perasaan mereka—ditambah calon tunangan juga ibu Ben ada di kantor, akhirnya Chelsea putuskan untuk pulang lebih dulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Chelsea; My Sexy Girl [21+] | END ✔️
RomanceChelsea Aurora is fighting for her life. Among the twists and turns she faces, she is confronted by two perverted men who are obsessed with her breasts. But despite all that, Chelsea also feels lucky to have met Benjamin Dirgatama. Dimulai: 30 Janua...