"Gue mau ngekos deket kosan lo, Kill," kata Chelsea ketika dia dan ketiga sahabatnya bertemu di salah satu cafe dan duduk di meja dekat balkon. Sepulang dari kantor—setelah melewati momen canggung dengan bosnya, akhirnya Chelsea bisa bernafas lega.
"Lo serius?" tanya Killa, kaget.
Chelsea mengangguk mantap. "Gue gak bisa tinggal seatap lama-lama sama om dan tante gue. Ngeriiii." Dia bergidik membayangkan dua harinya selama Tante Nola luar kota. Bahkan tadi pagi Om Jeff kembali meminta jatah. Dan lagi-lagi putingnya terasa ngilu. Sialan!
"Ngerti sih, karena dulu gue juga pernah ngerasain apa yang lo rasain. Bedanya ini bokap tiri gue," ujar Naya. Padahal dia sendiri simpanan pejabat. "Ya kalau lo mau pindah, lo bilang dulu lah ke tante lo. Ntar dia mikir yang enggak-enggak lagi, kalau tiba-tiba lo minggat," lanjutnya menyarankan.
"Masalahnya nih, kalau gue izin, takutnya om gue jadi tahu dan makin gila. Soalnya dia ngancem gue," ungkap Chelsea.
"Ngancem apa tuh?" tanya Ellea, nimbrung.
Chelsea meringis—kalau dia bilang, sama aja dia bongkar aib rumah tangga tantenya. Karena menurut pengakuan Jeff, selama berumah tangga dengan Tante Nola, dia sama sekali tidak pernah menyentuh wanita itu. Terlepas dari alasan mereka menikah, katanya Jeff tidak tertarik dengan Tante Nola. Tapi, apakah bisa Chelsea percaya begitu saja? "Ya gitu lah, pokoknya susah gue ngejelasinnya."
"Ini tuh maksudnya Om Jeff naksir elu?" Naya masih tidak paham.
"Gak ngerti." Chelsea menggeleng. "Intinya pindah dari rumah Tante Nola tuh gak segampang itu. Tapi gue juga gak bisa lama-lama. Gimana dong?"
Mereka diam sebentar—mencari ide.
Lalu Killa menggebrak meja dan menjetikkan jari. "Gue ada ide!" Ketiga sahabatnya mendengus bersamaan. "Lo kan asisten kesayangannya Pak Ben, kenapa gak minta tolong dia aja? Siapa tahu lo dikasih fasilitas apartemen. Bayar-bayar gak apa-apa lah, bisa nyicil, yang penting lo minta perlindungan dia."
"Ini jatuhnya ke hal pribadi gak sih?" Ellea bergumam skeptis.
Chelsea mengangguk setuju. "Iya. Kalau gak mah gue udah sama dia kali."
Bicara mengenai Ben—alias bosnya, Chelsea jadi ingat tas dan cincin pemberian pria itu. Kira-kira dalam rangka apa ya bosnya memberikan barang-barang mahal tersebut? Chelsea tahu harganya karena dia yang menemani bosnya itu. Dan ... tidak mungkin kan kalau Ben sengaja memberikan dua barang itu ke Chelsea? Yang Chelsea tahu, Benjamin Dirgatama sedang dijodohkan dengan Agatha Luxie.
Owner of Beauty Skincare.
"Terus sekarang mau lo gimana?" kejar Killa.
"Gue bingung," desah Chelsea dengan raut putus asa, lalu melipat kedua tangannya diatas meja, ia letakkan wajahnya diantara lipatan tangan. "Apa gue pura-pura gila aja ya, biar bisa satu rumah sakit sama nyokap gue."
"Heh!" tegur Ellea.
"Gak gitu juga dong konsepnya!" Naya mendelik geregetan.
Chelsea mendongakkan kepala, menatap ke sekeliling. Ketiga sahabatnya menatap ke arahnya. "Coba aja kalian jadi gue, pasti kalian gak akan tahan sama sikap Om Jeff."
"Sebenernya kita punya sisi gelap yang sama, cuma kita gak terlalu terbuka, dan kita punya cara masing-masing untuk menghadapinya," gumam Naya. "Mungkin lo pikir jadi simpanan pejabat itu enak, hidup gue terpenuhi, tapi sejujurnya ada banyak hal yang gak bisa gue bagi."
"Jadi istri simpanan juga gak enak," timpal Ellea.
"Emang paling seru godain bos sih." Killa tertawa. Ramai-ramai ketiga sahabatnya mendelik. Killa langsung menghentikan tawa. "Iya deh samaan, gak enak juga. Tapi jujurly ada gak enaknya juga kok. Serius ini teh. Kayak misal gue udah godain dia, pake baju seketat mungkin, tapi Pak Javier tetep kuat iman. Kan gak seru."

KAMU SEDANG MEMBACA
Chelsea; My Sexy Girl [21+] | END ✔️
RomansaChelsea Aurora is fighting for her life. Among the twists and turns she faces, she is confronted by two perverted men who are obsessed with her breasts. But despite all that, Chelsea also feels lucky to have met Benjamin Dirgatama. Dimulai: 30 Janua...