[19]. Menjadi Orangtua

6K 84 3
                                    

Seperti permintaan Bara, Chelsea ditemani Jeff meluncur ke Hotel Star. Berharap ini bukan jebakan. Dan dewi fortuna memihak pada Chelsea, tapi tidak ada yang gratis di dunia ini. Begitupun restu dari Bara. Pria itu menatap Chelsea dan Jeff bergantian. "Ayah akan memberikan kalian restu, asal—" Pandangan Bara jatuh pada Jeff, "—calon suamimu ini mau mengakui bahwa anak Nola adalah anak kandungnya."

"Gak," tolak Chelsea.

"Kenapa Anda masih mengusahakan hal ini?" sembur Jeff, tatapan matanya tampak tajam dan penuh amarah. "Jelas-jelas Anda yang menghamili Nola, tapi Anda masih saja menghalalkan segala cara untuk membersihkan nama Anda. Lagi pula anak Anda sudah lahir. Seharusnya Anda senang."

"DIAM KAMU!" bentak Bara.

Jeff menarik sudut bibirnya—memperlihatkan seringai liciknya.

Bara mendesis kesal. Jari telunjuknya menuding Jeff. "Itu syarat yang harus kamu penuhi! Kalau kamu gak mampu memenuhi syarat itu, maka sampai kapanpun saya tidak akan merestui kalian. Lagi pula saya sudah menyiapkan calon untuk Chelsea."

"Calon?" pekik Chelsea kaget.

"Ren!" Bara memanggil seseorang. Detik berikutnya muncul sesosok jangkung lengkap dengan setelan jas sekaligus senyum menawannya. Oh, shit! Chelsea mengumpat. Tidak perlu repot-repot terkejut begitu tahu siapa yang dimaksud ayahnya. Yah, Reno. Mantan bosnya. Laki-laki mesum yang membuat hari-harinya tidak tenang. "Chelsea, ini Reno. Anak dari rekan bisnis Ayah," ujar Bara memperkenalkan.

"Hai, Chel. Long time no see," sapa Reno.

"Kalian ... sudah saling kenal?" Bara tampak kaget.

"Kalau tujuan Ayah untuk memperkenalkan Pak Reno ke aku dan mendesak Mas Jeff untuk bertanggungjawab atas perbuatan Ayah, sorry kalau kalimatku ini menyinggung perasaan Ayah. Tapi ... lebih baik aku nikah tanpa restu dari Ayah daripada harus ngemis-ngemis kayak gini ke Ayah," tandas Chelsea lalu menarik pergelangan tangan Jeff untuk diajak pergi.

Mereka berhenti di parkiran.

Chelsea menunduk membiarkan air matanya mengalir.

Sementara Jeff langsung menarik tubuh calon istrinya untuk dipeluk. "It's okay, yang," bisiknya. "It's okay." Chelsea menggeleng disela isak tangisnya. "Mas tahu ini gak baik, tapi ... secepatnya Mas akan menikahi kamu."

"Kenapa Reno bisa sampai sini, Mas?" lirih Chelsea.

"Mas gak tahu, sayang. Tapi kamu gak perlu takut. Ada Mas yang jagain kamu."

Chelsea mendongak menatap Jeff yang menurunkan pandangan. "Tapi besok Mas balik ke Jakarta. Aku sendirian. Gimana kalau kejadian di kelab waktu itu terulang lagi?" ingatkannya, "Aku takut, Mas. Aku takut."

"Besok kamu ikut Mas ke Jakarta, kita urus semuanya supaya status kita jelas, oke?"

"Gimana sama papi Mas?"

Jeff menghela nafas. "Soal itu ... biar jadi urusan Mas."

###

"Nghh," lenguh Chelsea ketika merasakan pelukan di tubuhnya. Bagian payudaranya serasa ditekan. Dan pada saat dia membuka mata, ternyata Jeff membenamkan wajahnya di dada Chelsea. Huh! Chelsea melarikan pandangannya ke jam dinding. Tepat pukul sebelas malam. Tadi, begitu pulang dari hotel, Chelsea langsung istirahat karena kepalanya mendadak pusing. Tapi sekarang gantian dadanya yang terasa sesak.

Tanpa membangunkan Jeff yang tampak pulas, tangan Chelsea menyusup masuk ke dalam bajunya untuk melepas pengait bra. Mungkin karena kecapekan, dia sampai lupa melepas bra. Pantas saja dadanya terasa sesak. Chelsea membebaskan payudaranya yang bulat nan berisi dari dekapan bra, ia tarik tali BH-nya lewat lubang lengan baju hingga branya benar-benar lepas.

Chelsea; My Sexy Girl [21+] | END ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang