⭕️⭕️⭕️Chu menegakkan kepalanya yang bersandar pada bahu Edric Nolan dengan cepat dan melepaskan pelukannya saat mendengar pintu ruangan kekasihnya itu dibuka tanpa diketuk.
"Anjir, Za, Ric! Gue pikir siapa!" ucap Chu dengan terkejut saat menyadari di depan pintu ada Lalizara dan Rico datang.
"Jadi ceritanya kita ganggu momen nih?" ledek Rico dengan seringaian tipis.
Edric tersenyum sambil berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke arah Rico dan Lalizara untuk menyambut keduanya. "Engga kok. Silakan masuk," ajaknya.
"Wait!" ujar Lalizara. Keningnya tampak berkerut, memandang Chu dan Edric secara bergantian. Lima tahun tidak pernah bertemu dengan Sang Jenderal dan teman-temannya, apa yang udah terlewat?
"Kenapa?" tanya Rico yang bingung melihat kebingungan Lalizara.
"Lo berdua tadi mesra-mesraan. Gue ngga salah lihat, kan? Dont tell me that you guys are dating?" ucap Lalizara dengan suara tertahan.
Chu dan Edric saling bertukar pandang sejenak sebelum akhirnya tersenyum.
"Iya. Saya dengan Chusoya udah pacaran setahun ini," ungkap Edric dengan jujur.
Lalizara menganga dan menjatuhkan pandangannya pada Chu yang sudah menaik-turunkan kedua alis matanya dengan jenaka.
"Ih curang banget!" protes Lalizara.
"Dih? Kok curang?" tanya Chu.
"Iyalah. Kalian udah punya pacar semua. Gue doang yang belum."
Chu melirik sedikit ke arah Rico yang langsung menunduk, menggaruk hidungnya.
"Gak lo doang, kok. Kakaknya Upin-Ipin masih jomblo akut," jawab Chu.
"Bukannya dia udah jadian sama Hans?"
"Not yet."
Lalizara tiba-tiba tertawa. "Belum juga? Kasihan banget abang petir, udah berkali-kali nembak Rose dari jaman purba kala, tapi ditolak mulu. Gue kira udah jadian. Udahlah, gue aja sama Hans."
Rico terbatuk, memegangi lehernya yang agak gatal. "Udah, udah. Malah bahas itu. Back to the topic," katanya.
Edric mengangguk. Mereka hari ini bertemu untuk mengambil surat-surat ancaman yang diterima oleh Edric dan flashdisk yang berisi rekaman CCTV di Galeru dan Desa Vada. Salinan rekaman itu sengaja memang langsung diamankan Edric untuk memastikan keaslian dan kemanan rekmanan itu. Tidak ada yang tau dia melakukannya. Hanya rahasia mereka.
"Ini," ucap sang jenderal menjulurkan surat dan flashdisk yang terbungkus rapi dengan plastik putih ke Lalizara.
Perempuan dengan poninya yang khas, memerhatikan surat yang berbalut amplop putih polos di tangannya. "Boleh gue buka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION : The Unknown Enemy ✔️
FanfictionMantan kapten agen rahasia, Ruby Jane, dihadapkan dengan pilihan sulit antara memilih kembali bergabung pada timnya demi menuntaskan misi yang mengacaukan negara atau menolak misi itu. Di sisi lain, dia sedikit terusik ketika Rico Jenson, saudara ka...