⭕️⭕️⭕️Ruang markas terasa dingin. Di sudut-sudut ruangan, layar-layar monitor berkelap-kelip, menampilkan peta dunia digital dan data-data misi yang diperlukan, terus diperbarui. Di tengah ruangan, sebuah meja besar penuh dengan berkas-berkas dan alat komunikasi canggih menjadi pusat perhatian. Jane duduk di salah satu kursi yang mengelilingi meja tersebut, matanya fokus ke depan, namun pikirannya sibuk merangkai banyak hal. Auranya sebagai pemimpin tim terlihat jelas.
Jane, dengan rambut cokelatnya yang tergerai rapi, mulai membuka peta Kanada dalam tampilan hologram di atas permukaan smart table di hadapannya. Bersiap-siap untuk menjelaskan rencana misi berikutnya. Suaranya jelas dan tegas, memastikan setiap anggota tim memahami peran mereka.
Hadir juga di sana Jenderal Nolan, yang dia undang untuk memahami langkah mereka selanjutnya.
"Gue udah putuskan, dalam tiga hari lagi kita harus berangkat ke Kanada," ujar Jane. Dia menjentikkan jarinya untuk memperbesar peta dalam bentuk hologram itu dan memfokuskan pada area yang sesuai dengan titik kordinat Star Corp.
"Ini target utama kita, perbatasan utara, perairan sepanjang Star Corp," jarinya menunjuk titik merah di peta. "Kita bakal berangkat dengan Dragon Lady, di Area 82 Base, pukul empat pagi, " lanjutnya. Dragon Lady yang dia maksud adalah pesawat mata-mata Lockheed U-2 yang tersimpan di pangkalan militer angkatan udara, area yang biasa disebut Area 82 Base, tempat operasi uji coba pesawat mata-mata.
Pandangan Jane kini terarah pada Jenderal Nolan yang memperhatikan penuh setiap arahan dari perempuan itu. "Kita butuh bantuan tim yang lain buat nyiapin pesawat, perlengkapan dan persenjataan, Jenderal," katanya.
Jenderal Nolan mengangguk, menatap peta hologram di depannya dan kembali menatap sang kapten dengan serius. "Terkait itu ngga perlu khawatir. Saya udah pastikan semua perlengkapan dan tim siap sebelum keberangkatan. Operasi ini juga aman. Yang mengetahuinya hanya pihak kecil internal dan presiden sudah menyetujui."
Jane mengangguk puas mendengar itu. Kemudian dia menoleh ke sekelilingnya, menatap anggota timnya yang memperhatikan serius setiap detail yang ditunjukkan olehnya. Bahkan Lalizara yang tampak jarang serius, kali ini berusaha keras untuk serius walau sebenarnya dia sangat ingin tidur karena mengantuk.
Rico mengangkat tangannya. "Apa ada informasi terbaru tentang pertahanan di sekitar Star Corp? Mereka cepat atau lambat pasti tau kita bakal nemuin lokasi mereka. Jadi, ngga mungkin rasanya mereka ngga mengatisipasi dengan keamanan yang ketat dan terselubung," katanya
Jane menatap Rico dengan tatapan serius, lalu mengalihkan perhatian ke layar monitor yang menampilkan data intelijen terbaru mengenai pertahanan Star Corp. "Informasi terbaru yang gue dapat, di sini disebut kalau Star Corp udah memperkuat pertahanan mereka dengan menyebar orang-orang terlatih di daerah-daerah ramai Kanada, menyamar jadi masyarakat biasa, berbaur ke umum. Data juga nunjukin mereka menambahkan beberapa lapisan keamanan tambahan di fasilitas utama lokasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION : The Unknown Enemy ✔️
FanfictionMantan kapten agen rahasia, Ruby Jane, dihadapkan dengan pilihan sulit antara memilih kembali bergabung pada timnya demi menuntaskan misi yang mengacaukan negara atau menolak misi itu. Di sisi lain, dia sedikit terusik ketika Rico Jenson, saudara ka...