⭕️⭕️⭕️Jane duduk bersandar sambil memutar pulpen di jemarinya memperhatikan Jenderal Nolan yang sedang menjelaskan ancaman-ancaman dan kecurigaan-kecurigaan yang didapatnya beberapa minggu ini.
"Kita bisa lihat di sini," ujar Jenderal Nolan sembari menunjuk ke tayangan hologram CCTV yang terputar di atas meja. Di pancaran cahaya berwarna biru itu terlihat dua orang pria yang mengenakan pakaian hitam serba tertutup, dari berbeda arah, memasuki Galeru, gudang persenjataan negara.
Jane memicingkan mata. "Coba di zoom in," ujarnya sambil menggerakan tangan ke arah hologram itu.
Jenderal Nolan mengikuti perintah Jane dan memperbesar tayangan CCTV tersebut. Well, kamera yang menyorot dua pria itu terlalu jauh. Hasilnya sangat buram. Cerdas. Mereka pasti udah riset terlebih dahulu sebelum masuk. Jane mengertakkan giginya.
"Tapi kok mereka bisa lolos dari gerbang yang dijaga? Sistem keamanan di sana ketat. Penjagaannya berlapis-lapis. Aneh banget. Gue terakhir kali ke sana aja dicek berkali-kali." Hans bertanya dengan nada penasaran.
"Itulah yang saya juga belum bisa terangkan. Semua yang bertugas di depan gerbang bilang gak ada yang melewati mereka di jam itu." Jenderal Nolan menghela napasnya.
"Impossible," ujar Chu. Ini cukup membingungkan sekaligus membahayakan. Kalau saja para penyusup itu berhasil mengambil alih kontrol di sana, itu tandanya ancaman besar melanda negri ini.
"What if they had inside help? Maksudku, ada orang dalam yang memata-matai keadaan di sana," sela Rico.
Jane mengernyit. "Itu artinya lo ngga percaya sama sistem keamanan negara kita, terkhususnya anggota-anggota Jenderal Nolan."
"Who knows? Justru itu alasan awal kenapa aku kepegen tim ini dibentuk lagi, karena aku mulai merasa ada yang ngeganjal sama anggota-anggota Jenderal Nolan yang lainnya."
"Setuju. Saya juga merasakan hal yang sama." Sang Jenderal menimpali.
Jane semakin mengernyit. Menarik. Ini kasus pertamanya yang mencurigai adanya agen ganda di dalam tim keamanan negara. Departemen misi sedang tidak baik-baik saja. Hm.
"Dan yang gak kalah menariknya lagi, lihat ini. Sehari sebelum desa Vada diledakkan, CCTV yang ada di sana merekam dua orang pria yang berpakaian hitam serba tertutup menyeludup masuk di sekitaran gudang penyimpanan beras," lanjut Jenderal Nolan sembari mengubah tampilan hologram ke CCTV yang dia maksud.
"Fix. Mereka juga pasti yang muncul di Galeru," kata Chu.
"Terus, sejauh ini ada bukti-bukti lebih lanjut tentang kasus Desa Vada? Mungkin bisa kita cocokan datanya dengan kasus Galeru." Itu Ben yang mengomentari.
"Belum ada bukti yang konklusif. Saya harus akui taktik orang dibalik ini memang cerdas. Jejaknya sulit ditemui. Tapi begitupun saya tetap mengarahkan beberapa tim investigasi untuk mengusut kasus di Desa Vada." Wajah Jenderal Nolan terlihat frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION : The Unknown Enemy ✔️
FanfictionMantan kapten agen rahasia, Ruby Jane, dihadapkan dengan pilihan sulit antara memilih kembali bergabung pada timnya demi menuntaskan misi yang mengacaukan negara atau menolak misi itu. Di sisi lain, dia sedikit terusik ketika Rico Jenson, saudara ka...