⭕️⭕️⭕️Langit sudah mulai gelap dan angin sore menyapu lembut kota. Setelah menjalani misi yang cukup berat, kelelahan jelas terlihat di wajah seorang Ruby Jane dan anggotanya yang saat ini baru saja tiba di markas.
Langkah gontai, mereka memasuki lift bawah tanah yang akan membawa mereka ke salah satu ruangan khusus yang sering mereka sebut Vitalscan Zone, sebuah ruangan yang dilengkapi peralatan digital canggih untuk memeriksa kondisi kesehatan tubuh.
Jane tau, hari ini adalah hari mereka yang cukup melelahkan. Fisik, tenaga dan pikiran bekerja sangat keras. Dan dia ingin setiap dari mereka memeriksakan kesehatannya masing-masing untuk menghindari cidera. Terutama untuk Rico dan Hans yang kejar mengejar dengan penyusup bahkan sampai terjatuh dari atas motor.
Klik!
Pintu lift tertutup.
Hening mengudara di ruang kotak yang berukuran tidak terlalu besar itu, membiarkannya membawa mereka ke tujuan.
"Si Lalizara dimana? Gue baru ngeh dia nggak ada di sini," kata Chu mengabsen satu persatu teman-temannya.
Rico yang tadi berboncengan dengan Lalizara bergeming ke arah Chu yang ada di belakangnya. "Tadi dia minta diturunin di persimpangan."
"Ngapain?"
Rico mendelikkan bahu. "Gak tau. Katanya mau beli sesuatu."
Chu mengernyit, mengangkat tangannya untuk melihat jam. That's a bit suspicious. It's getting darker, dan di luar sedang gerimis. Tapi, segera dia enyahkan pikiran aneh di kepalanya. Tidak ada salahnya ingin membeli sesuatu, kan?
Klik!
Pintu lift terbuka.
Mereka disambut oleh cahaya neon biru dan hijau yang memantul dari dinding kaca dan alat-alat digital di ruangan itu. Jane keluar dengan langkah tegas, menginteruksi virtual assistant agar menyalakan seluruh peralatan deteksi kondisi tubuh.
"Mate, it's me, Ruby Jane. Please turn on all the equipment in the Vitalscan Zone. We need to check the conditions now."
Sebuah suara robot khas virtual assistant, yang diberi nama Mate, langsung merespons.
"Command received, Captain. All equipment in the Vitalscan Zone is being activated. Please enter and begin the examination."
Jane menghela napas, membalikan tubuh untuk menatap tiap anggotanya. "Guys, sebelum kita lanjut debriefing, gue mau kalian semua cek kondisi tubuh dulu buat mastiin kita tetap aman, tetap fit."
Semua mengangguk setuju. Sebagai kapten, Jane berhak memastikan seluruh keadaan anggotanya.
"Got it, Cap. Aku juga ngerasa agak lemes. Let's get this done," ucap Rose, ikut berjalan menuju ruangan khusus, di mana alat digital kesehatan sudah siap untuk digunakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION : The Unknown Enemy ✔️
FanficMantan kapten agen rahasia, Ruby Jane, dihadapkan dengan pilihan sulit antara memilih kembali bergabung pada timnya demi menuntaskan misi yang mengacaukan negara atau menolak misi itu. Di sisi lain, dia sedikit terusik ketika Rico Jenson, saudara ka...