⭕️⭕️⭕️Tim agen rahasia itu berhasil menyusup ke dalam klub malam ilegal tanpa menarik perhatian. Mereka bergerak dengan gesit, satu per satu menyebar ke setiap sudut, berbaur dengan keramaian malam yang memenuhi tempat itu.
Lalizara berjalan perlahan ke sisi kanan ruangan, melewati beberapa meja dengan kedua tangannya santai masuk ke dalam kantong jaket bombern yang dia
kenakan. Matanya tajam mengamati sekeliling, mencoba membaca situasi.Dentuman musik yang keras tak menggentarkan langkahnya, dan kilauan cahaya lampu disko yang memantul di wajahnya tak sedikit pun mengalihkan fokusnya. Setiap orang sibuk dengan kesenangan mereka sendiri, dan itulah yang Lalizara harapkan — tak ada yang memperhatikannya.
Pandangan Lalizara kemudian tertuju ke meja VIP di sudut ruangan. Dia segera mengenali target — sekelompok orang yang tampak santai dengan gelas-gelas minuman di tangan, tertawa lepas di tengah hiruk-pikuk. Sekilas, Lalizara menganggukkan kepalanya, berpura-pura menikmati musik yang berdentum memekakkan telinga.
"Target locked," bisiknya sambil menyentuh telinga, memastikan earpeace-nya tersambung dengan tim lain.
"In position," suara balasan datang berturut-turut dari rekan-rekannya, mengonfirmasi bahwa mereka semua telah berada di titik masing-masing, siap menunggu perintah selanjutnya.
Lalizara mengambil bungkusan cokelat Cadbury mini dari kantong jaketnya, membukanya dengan tenang, dan memasukkan satu potongan ke dalam mulutnya. Sambil mengunyah, dia melangkah menuju counter bar.
"Hello, miss. What can i get you tonight?" seorang bartender tiba-tiba menyapanya, membuatnya sedikit tersentak.
"Hello to you too. Hm, i want to drink something that is not strong. What do you recommend?" jawabnya dengan senyuman ramah.
"How about vodka soda? Or maybe Bloody Mary?"
"Hmm, vodka soda sounds nice. I will have that."
"Alright. One vodka soda coming up. Anything else?"
"That is all. Thank you," jawabnya dengan suara manis, mengedipkan mata sedikit.
Beberapa menit berlalu, suara keributan dari tengah ruangan menarik perhatian Lalizara. Dia segera memutar tubuhnya, mendapati Jane yang tampak bersitegang dengan sepasang kekasih. Apa ini, pikirnya. Apa yang sedang dilakukan sang kapten? Apa itu bagian dari taktik?
Perdebatan di sana terlihat alot, orang-orang di sekitar mulai berkumpul, menonton drama mereka. Lalizara tetap mengamati dengan mata menyipit, mencoba membaca situasi. Hingga akhirnya, suara bisikan Jane melalui earpeace membuatnya langsung berdiri dan bergerak menghampiri.
"Za, help. Action begins," kata Jane singkat.
Lalizara mulai melangkah, matanya melirik ke arah rekan tim yang lain. Ketika pandangan mereka bertemu, dia memberikan anggukan kecil, memberi sinyal untuk bersiap.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISSION : The Unknown Enemy ✔️
FanficMantan kapten agen rahasia, Ruby Jane, dihadapkan dengan pilihan sulit antara memilih kembali bergabung pada timnya demi menuntaskan misi yang mengacaukan negara atau menolak misi itu. Di sisi lain, dia sedikit terusik ketika Rico Jenson, saudara ka...