14.) DEFFA

168 81 7
                                    

                 بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

    ۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

"𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮𝐦𝐦𝐚 𝐒𝐡𝐨𝐥𝐥𝐢 '𝐀𝐥𝐚 𝐒𝐚𝐲𝐲𝐢𝐝𝐢𝐧𝐚 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐖𝐚'𝐚𝐥𝐚 𝐀𝐥𝐢 𝐒𝐚𝐲𝐲𝐢𝐝𝐢𝐧𝐚 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 "

            "Entah mengapa aku selalu
             gugup saat dekat denganmu"
                     _Daffa Eza Anggara_

             «────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»
 

Sekarang Daffa lagi di jalan, Ia melihat ke kanan dan kekiri tapi tidak ada yang menjual donat dan lama-kelamaan malam semakin larut, tapi Daffa belum juga menemukan toko atau Penjual Donat.

"Aduuuh mana sih," gumam Daffa kesal sambil mengusap wajahnya yang frustasi, karena belum menemukan toko donat, ia tidak mau eva semakin marah dengannya, Ketika Daffa mau menjalankan motornya lagi. tiba-tiba hpnya berbunyi, ia pun mengambil hpnya di saku celana dan ternyata yang nelponnya si Iyan, Daffa pun mengangkat teleponnya walaupun ia malas.

"Halo Bos lu di mana? Lu gak ke markas?" tanya Iyan di seberang telepon.

"Gue otw," jawab Daffa singkat,
ia pun langsung mematikan sambungan
telponnya.

Dari balik telepon si Iyan menggerutu kesal sebab teleponnya langsung di matiin sama si Daffa, Iyan pun kembali lagi bergabung sama teman-temannya.

Brum Brum!

Terdengar Suara motor yang baru datang ternyata itu Daffa sang ketua geng aderfia.

Seperti biasa Daffa masuk ke dalam markas semua anggota aderfia berdiri dan memberikan hormat kepada ketuanya, setelah selesai Daffa pun hanya menjawab dengan anggukkan kecil saja, ia pun langsung duduk disebelah Adam.

"Loh kenapa bos? kusut amat tuh muka," tanya iyan penasaran sebab dari sang ketuanya ini masuk, wajahnya sudah kusut sekali seperti punya masalah, Dafa yang ditanya seperti itu hanya diam.

"Bos lu kenapa?" tanya Iyan sekali lagi.

"Cerita sama kita Siapa tahu kita bisa bantu," sambungnya lagi.

Akhirnya Daffa pun mulai menceritakan dari mulai ia kelupaan beli donat buat eva dan sampai eva marah dan tidak mau memaafkannya Ia menceritakan semuanya tidak terlewatkan satupun.

"Oh jadi itu masalahnya, ntar gue mikir dulu," ucap iyan ketika Daffa sudah selesai berceritanya.

Daffa yang mendengar ucapan iyan hanya menatapnya tajam, karena ia sudah cerita panjang kali lebar tapi tidak menemukan solusinya dan dengan gampangnya dia bilang begitu.

Sedangkan Iyan yang ditatap dengan tajam sama bosnya hanya menunduk takut sebab tatapnya sangat menyeramkan, membuat ia pengen kabur dari markas ini.

"Aha Itan punya ide gimana kalau Bos tanya si Desi yang kemarin kita minta donatnya, kan donat itu adalah donat yang paling enak yang itan pernah coba," ucap itan baru teringat ketika siang tadi dikantin ia dan teman-temannya makan donat.

Daffa baru teringat 'iya yah kan donatnya enak banget gue aja sampai suka padahal gue gak suka makanan yang manis-manis tapi entah mengapa gue langsung suka setelah makan donat bawaannya Sisi' batin Daffa.

DEFFA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang