20.) DEFFA

113 41 17
                                    


                  بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

    ۞ اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ۞

"𝐀𝐥𝐥𝐚𝐡𝐮𝐦𝐦𝐚 𝐒𝐡𝐨𝐥𝐥𝐢 '𝐀𝐥𝐚 𝐒𝐚𝐲𝐲𝐢𝐝𝐢𝐧𝐚 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝 𝐖𝐚'𝐚𝐥𝐚 𝐀𝐥𝐢 𝐒𝐚𝐲𝐲𝐢𝐝𝐢𝐧𝐚 𝐌𝐮𝐡𝐚𝐦𝐦𝐚𝐝"

              «────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

"Assalamu'alaikum," ucap Daffa memasuki rumahnya sambil menggendong Deva sang adik tersayang.

"Wa'alaikumussalam," jawab Darren dan Dea dari dalam rumah, dea pun membukakan pintunya dengan tak sabaran ketika mendengar suara putra pertamanya.

"Bunda," panggil Deva tersenyum manis,
sambil merentangkan kedua tangannya pertanda ia mau dipeluk.

"Eva sayang, anak bunda," ucap Dea tersenyum senang ia pun mengambil alih Deva dari gendongan Daffa dan memeluknya erat.

"Kamu kemana aja sayang? bunda khawatir tau," tanya bundanya sambil memeluk Deva erat takut Deva akan pergi lagi mengilang meninggalkannya.

"Bunda kita masuk dulu kasian Eva sama Daffa pasti capek," ucap Darren sang suami lembut diangguki Dea sang istri.

Setelah sampai diruang tamu mereka pun duduk dengan Deva yang masih berada dipelukan bunda Dea.

"Jelasin sama bunda eva kemana aja!" ucap bunda Dea dengan wajah serius.

"Hm tadi eva lihat olang jualan balon eva mau balon, tapi bunda lagi telponan cama olang, olang jualan balon pelgi jadi eva kejal deh, telus eva tau-tau ada di jalan, eva hampil teltablak cama mobil tapi untung eva dicelamatin cama kakak cantik yang baik hati, telus kakak cantik itu bantuin eva buat cali bunda cama kakak ganteng yaitu abangnya kakak cantik, tapi belum ketemu-temu telus bundanya, tiba-tiba pelut eva belbunyi eva lapel jadi eva dibawak cama kakak cantik dan kakak ganteng makan naci goleng dipenjual pinggil jalan lacanya enak banget."

Deva menceritakan secara detail dengan candel tak lupa ekspresi wajahnyanya berubah-rubah pipinya juga tampak bergoyang kesana kesini seperti ingin tumpah.

"Maafin bunda eva sayang, untung kamu gak kenapa-kenapa nak," ucap Bunda Dea memeluk Deva erat, ia menyesal andai saja ia lebih fokus menjaga Deva mungkin hal ini tidak akan terjadi.

"Gak papa bunda, yang penting Eva cudah celamat belkat kakak cantik yang nolongin," jawab Deva tersenyum manis sambil bersandar didada bundanya.

"Kakak cantik siapa Eva? namanya?" tanya Daffa yang dari tadi diam mendengarkan saja.

"Kakak cantik namanya Deci, ya itu tadi kakak cantik yang cebut," jawab Deva cadel sambil memakan Snack yang diambil art tadi.

"Desi?" tanya Daffa lagi memastikan apakah benar, karena adiknya ini cadel bilang Deci entah bener yang mana Deci apa Desi, sedangkan Deva menganggukan kepalanya lucu.

'Sisi yang menyelamatin Eva?, berarti yang cowok bersama sisi tadi Abangnya dong' batin Daffa tersenyum tipis.

"Daffa kamu kenal cewek yang menyelamatin Eva?" tanya ayahnya.

"Tau, dia sekolah di AHS juga yah," jawab Daffa.

"Nanti kamu ajak cewek yang bernama Desi itu ke rumah ajak makan disini, sekalian bunda mau kenalan dan berterimakasih sama dia sudah menolong Eva putri kesayangan bunda," ucap bundanya mengecup pipi Deva yang gembul penuh dengan makanan, Deva menganggukan kepalanya setuju dengan ucapan bundanya.

DEFFA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang