#13 bandara

166 6 0
                                    

Kini setelah melewati hal hal yang membuat hari sintiya bad mood karena bel pulang sekolah telah berbunyi.

Kini sinta berjalan pulang bersama sinta menuju parkiran

"Tan ikut yok ke bandra jemput temen gue saat gue sekolah di sana Dulu!" Ucap sinta

"Ayok gue juga gabut di rumah nggak ngapa-ngapain" ucap tani

"Lo bawah mobil?" Tanya sinta soalnya biasanya tania membawa mobil

"Nggak tadi gue naik bus" ucapnya

"Yaudah kalo' gitu nebeng gue ke bandara" utus sinta

"Oke" ucapnya dengan di acungi jempol

Sintiya dan tania segera pulang karena ingin menjemput temannya dari luar negeri di bandara tetapi saat sinta ingin memakai helm motornya tiba tiba handphonenya berbunyi

"Ck menggangu aja" kesal sinta pasalnya memang hari ini dia tidak mood

Vania

"Oy gue udah sampek nih lo di mana?" Ucap sebrang sana

"Sabar gue baru juga mau pulang" ucap sinta

"Yaudah buruan ya, langsung ke sini aja jangan pulang dulu oke" ucap sebrang sana

"Iye bacot lu"

"Otw"

"Oke"

Tut

Panggilan pun di tutup sint bergegas pergi menuju bandara untuk menjemput vania dan jisa

"Kenapa san?" Tanya tania

"Temen gue udah sampai" jawab sinta

Tania pun menaiki motor sinta lalu sinta pun bergegas melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata

Sampai semua pengendara lainnya menyumpah serapah sinta begitu pula dengan tania yang berteriak kencang sambil memeluk sinta.

"Gadis nakal" gumam marsel yang di dahului oleh gadis yang ia cap sebagai gadisnya.

>⁠.⁠<

Tak butuh watu lama sinta sampai di bandara. Saat ia turun dari motornya lalu menaruh helmnya sinta kaget melihat tania seperti orang gila.

Bagaimana tidak di bilang orang gila, rambut yang acak acakan mukak ketakutan, nafas yang tidak beraturan

"Hahaha kok lo kospley orang gila si tan"  tawa sinta sambil memegangi perutnya sakit karena tertawa

"Lo sih tadi ngebut banget kayak kebelet berak" ucap tania cemberut

"Hahaha ya sorry sekarang lo rapikan deh rambut lo hahaha" ucap sinta dengan tertawa tawa

Tania pun merapikan rambutnya dengan menyisirnya. Untung saja tania selalu membawa sisir ke sekolah.

Setelah merapikannya sinta dan tania pun bergegas menjemput temannya. saat di tengah kerumunan tiba tiba sinta melihat temannya akhirnya ia melambaikan tangannya dan berlari menuju temannya

Begitu pula dengan sinta berlari mengikuti sinta. Sedang kan sebrang sana ada dua seorang gadis yang berlari menuju sinta dan tania

transmigrasi kania Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang