"A- aku menyukaimu."
"Maaf kalau perasaanku ini membuatmu tidak nyaman tapi aku sudah tidak bisa menyimpannya lagi! Aku sudah menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu! Dan kuhar- oh lupakan saja apa yang kukatakan barusan! Anggap saja aku tidak memiliki perasaan apapun dan mari lanjutkan pertemanan kita, Heidi!" Kataku panik saat Heidi hanya diam membeku tidak menanggapiku sedaritadi.
Detik- detik berlalu Heidi tetap diam saja sambil menatapku tidak percaya dengan apa yang didengarnya barusan. Aku mulai cemas. Apakah ini akhirnya? Apakah pertemananku dengannya selama 4 tahun ini harus berakhir karena aku tidak sanggup menahan perasaanku?
"Freen aku... aku pulang dulu. Terima kasih untuk hadiahnya." Ucap Heidi melangkah dengan cepat mencoba meninggalkan situasi yang canggung ini dengan membawa bingkisan kado dariku yang bertuliskan 'Happy Graduation!'. Akupun hanya diam memandanginya pergi sambil mencoba memproses apa yang barusan saja terjadi.
Lamunan ku buyar ketika sahabat ku menepuk pundakku. "Bagaimana? Kamu sudah menyatakan perasaanmu? Dia bilang apa? Apakah dia menyukai kado darimu?" tanya Nam. Lidahku yang kelu membuatku tak mampu menjawab satu pun pertanyaan yang ia lontarkan.
"Apakah kamu mengatakannya seperti saat latihan semalam? Jangan bilang kamu menjadi gugup dan mengacaukannya, Freen." Ucap Nam sambil berkacak pinggang.
Nam adalah sahabatku sejak kecil. Dia tau segalanya tentangku termasuk orientasi sexualku dan siapa saja yang pernah aku sukai. Usianya lebih tua setahun dariku dan satu angkatan dengan Heidi, pujaan hatiku. Sebetulnya aku dan Nam berteman cukup dekat dengan Heidi sejak lama. Kami sering bermain bersama saat diluar sekolah. Itulah mengapa Nam kesal jika aku mengacaukan momen ini. Usahanya membantuku mencari kado dan mempersiapkan kata-kata untuk Heidi semalam suntuk sia-sia. Ditambah lagi Heidi akan menjauhi ku dan pertemanan kami bertiga pun akan menjadi canggung bahkan rusak.
"Aku mengatakannya tapi dia tidak merespon." Kataku pada Nam.
"Well, sepertinya dia akan mendiamkanmu setelah ini tapi tidak apa-apa, Freen, yang penting kau sudah tidak punya beban lagi kan di hati. Lagipula jika kamu ditolak, kamu tak akan melihatnya lagi di sekolah ini karena dia akan berkuliah. Move on mu jadi cepat haha." Ucap Nam mencoba menghiburku.
~
Malam itu, yang kutakutkan terjadi. Heidi memblokir semua sosmed milikku dan Nam. Aku hanya bisa menangis di kamarku sambil menyesali keputusanku. Semuanya sudah berakhir. Heidi pergi meninggalkan aku dan pertemanan kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika Liku Percintaanku (Freen Becky)
Romance"Aku menyukaimu, Becky." "Lupakan aku, Freen." "Maukah kamu menjadi pacarku, Becky?" "Tidak, Freen!" Kisah ini terinspirasi dari kisah percintaan Author yang gagal :')