(Freen's POV)
Sudah sebulan aku berada di kelas ini dah sudah sebulan juga Becca selalu mengikuti ku dan Noey. Ingin sekali aku mengusirnya tapi Noey selalu berbaik hati padanya.
Parahnya lagi, aku harus sekelompok dengan Becca karena Noey khawatir Becca tidak bisa mendapatkan kelompoknya sendiri. Kerja kelompok ini harus dikerjakan diluar jam sekolah sehingga aku harus ke kos Noey untuk mengerjakannya. Kami diberi waktu 2 minggu untuk menyelesaikan tugas praktek kimia kami yaitu praktek asam basa. Noey bertugas mencatat hasil praktek sedangkan aku dan Becca bertugas mencari bahan praktek nya. Mau tidak mau aku harus banyak berbicara kepada Becca. Menyebalkan.
Suatu hari sepulang sekolah, aku pergi ke kos Noey untuk menyicil tugas kelompok kami. Becca sudah mendapatkan sebagaian bahan prakteknya seperti sabun batang dan apel sehingga kami mulai mengerjakannya.
Noey sibuk menata tempat praktikum kami sedangkan aku memarut sabun batang dan Becca mengupas apelnya. Suasana canggung menyelimutiku dan Becca membuatku tidak tahan jika harus berdiam diri sedikit lagi. Aku menoleh kearah Becca ingin memulai pembicaraan namun tatapan kami malah bertemu.
Aku terdiam menatap matanya. Postur tubuhnya yg sedang bersandar di dinding, cara nya mengupas apel, rambutnya yang digerai, dan tatapannya membuatku terpana seolah aku sedang melihat lukisan yang menakjubkan.
"Kenapa, Freen?" Tanya Becca membuat lamunanku buyar. Seketika itu juga aku sadar dan langsung menundukan kepalaku melanjutkan pekerjaanku tanpa menjawab pertanyaan Becca.
Ada apa dengan diriku? Apakah aku menyukainya? Ah tidak mungkin. Dia bukan tipeku.
~
Waktu sudah menunjukan pukul 5 sore saat kami sudah selesai kerja kelompok. Aku, Noey, dan Becca berbincang-bincang membahas kerja kelompok kami sebelum pulang.
"Kita masih kurang 5 bahan lagi untuk percobaan, nih. Yang mau beli bahannya siapa?" Ucap Noey.
"Aku saja!" Sautku dan Becca bersamaan.
Aku dan Becca saling menatap terkejut dengan antusias kami sendiri. Noey pun berkata "Bagaimana kalau kalian berdua bersama- sama saja belinya? Biar Becca menumpang motormu, Freen. Kasian kalau dia harus memanggil taxi. Ongkosnya mahal. Kau tidak keberatan kan, Freen?"
Akupun menyetujui saran dari Noey. Entah mengapa setelah kejadian tatap menatap tadi siang aku jadi tidak bisa menolak saran dari Noey.
"Aku tidak keberatan kok, Noey. Nanti malam mau kujemput jam berapa? Kamu punya helm? Kalau tidak punya kupinjami." Tanyaku
"Jam 8 saja, Freen. Iya aku punya helm, kok."
Setelah itu aku pulang dari kos mereka. Sepanjang perjalanan pulang aku berdebat dengan isi kepalaku sendiri. Kenapa aku jadi penasaran dengan Becca? Ada apa denganku? Gilakah aku mengiyakan saran Noey dan menawari Becca untuk menjemputnya? Jangan sampai aku suka padanya! Ingat Freen! Dia bukan tipemu!
(Freen's POV end)
(Becca's POV)
"Bagaimana kalau kalian berdua bersama- sama saja belinya? Biar Becca menumpang motormu, Freen. Kasian kalau dia harus memanggil taxi. Ongkosnya mahal. Kau tidak keberatan kan, Freen?" Ucap Noey.
Aku menunggu respon dari Freen meskipun aku tahu Freen pasti akan menolak saran dari Noey. Aku sudah pasrah mencoba berteman dengan Freen. Sangat susah untuk mendekatinya.
"Aku tidak keberatan kok, Noey. Nanti malam mau kujemput jam berapa? Kamu punya helm? Kalau tidak punya kupinjami." Balas Freen.
Aku seketika terkejut dengan respon Freen. Ada apa dengannya? Tidak biasanya dia mau melakukan kegiatan yang berhubungan denganku. Setelah menjawab pertanyaan Freen, kami pun berpamitan.
"Becca, nanti malam saat kau pergi dengan Freen ajaklah dia ngobrol atau makan. Siapa tau dia jadi mau berteman denganmu, Bec." Ucap Noey setelah Freen pergi.
Berteman?
Boleh juga ide dari Noey. Semoga saja setelah nanti malam aku dan Freen bisa menjadi teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika Liku Percintaanku (Freen Becky)
Romance"Aku menyukaimu, Becky." "Lupakan aku, Freen." "Maukah kamu menjadi pacarku, Becky?" "Tidak, Freen!" Kisah ini terinspirasi dari kisah percintaan Author yang gagal :')