(Freen's POV)
Kurang 2 hari lagi aku akan wisuda dan meninggalkan sekolah ini. Tentu saja aku memanfaatkan sisa waktu ku dengan berkunjung ke kos Becky.Saat ini kami sedang bermalas-malasan diatas kasur Becky.
Aku duduk bersandar di dinding kamarnya sedangkan Becky tidur dengan kepala di pangkuan ku sambil memainkan Handphonenya.
"Becky?"
"Hmm?"
"Apakah kamu akan kembali ke kampung halamanmu setelah wisuda?"
"Tentu saja, Freen aku akan kembali kesana minggu depan."
"Becky, bagaimana kalau sebelum kamu pulang aku mengajakmu makan diluar dan menonton? Sekalian untuk merayakan hari terakhirmu di kos ini. Mau kah?" Tanyaku. Aku tidak berani mengatakan langsung kalau aku sedang mengajaknya berkencan karena aku yakin dia pasti akan menolaknya.
"Hmm... Bagaimana ya? Baiklah, Freen aku mau."
~
*9.00*
Inilah hari yang kutunggu- tunggu. Setelah aku dan Becky resmi lulus dari SMA 2 hari yang lalu, kami memiliki janji untuk berkencan untuk hari ini. Mungkin bagi Becky ini hanya sebuah acara untuk merayakan kelulusan kami tapi bagiku ini adalah kencan pertamaku. Aku sangat senang sekaligus gugup untuk bertemu Becky hari ini.
Drrt drrt
Nada notifikasi Handphone ku berbunyi menandakan ada pesan masuk.
My Becky
Freen
Aku tahu harusnya hari ini kita pergi berdua saja
Tapi Irin tiba- tiba mengirimi ku pesan ingin ikut pergi dengan kita
Apakah boleh? Mungkin semakin ramai akan semakin baik.
Tidak, Becky. Semakin ramai semakin buruk untuk rencanaku. Mood ku yang bagus tiba- tiba menjadi buruk setelah membaca pesan dari Becky. Duh bagaimana ini. Jika Irin ikut maka rencanaku untuk berkencan dan melamar Becky akan gagal. Tapi jika aku menolak Irin maka Becky akan curiga mengapa aku tidak mau ada orang lain dan akan menyadari bahwa aku sedang mengajaknya berkencan.
Aku
Hmm baiklah Becky
Aku akan menjemput kalian berdua nanti siang
~
"Oh Becca aku tidak tau harus melakukan apa. Nop sudah keterlaluan denganku dia selalu bermain dengan wanita lain saat aku sedang tidak bersamanya. Aku tidak tahu dengan siapa dia bermain wanita saat ini tapi sepertinya aku akan memutuskan dia untuk selamanya!"
Sial. Kenapa aku harus terjebak disituasi ini. Irin sudah mendominasi percakapan kami saat di restaurant sampai- sampai aku tidak diperhatikan oleh Becky sama sekali. Saat menonton pun Irin memilih untuk duduk diantara kami membuatku tidak bisa berdekatan dengan Becky. Dan sekarang di kamar Becky aku harus mendengar ocehannya lagi tentang kisah cintanya dia dengan Nop yang putus nyambung. Becky sedari tadi diam saja sepertinya dia juga tidak tertarik dengan pembicaraan ini.
Jarum jam sudah menunjukan pukul 20.00 aku pamit kepada Becky untuk pergi mengantarkan Irin pulang. Sebetulnya aku masih mau berlama- lama dengan Becky tapi Irin tidak berhenti bercerita tentang kisah cintanya yang menyedihkan.
Sepanjang perjalanan pulang Irin tetap tidak berhenti menceritakan kisahnya dengan Nop. Suasana hatiku yang sudah terlanjur buruk membuatku malas untuk membalas celotahannya itu.
"Freen, kenapa kamu daritadi siang diam saja? Apa yang mengganggumu?" Tanya Irin. Syukurlah topik sudah berganti.
"Aku baik- baik saja." Jawabku dengan nada dingin.
"Kamu bohong, Freen. Biasanya kamu selalu banyak bicara jika sedang dengan Becca sampai- sampai kamu tidak memperdulikan aku dan Noey. Ingatkan kamu saat kita sedang bekerja kelompok kamu malah asyik sendiri deng-"
"Aku menyukai Becky." Potongku karena aku sudah lelah mendengarnya berbicara. Aku juga sudah tidak peduli jika Irin akan mengadu pada Becky setelah ini toh Becky sudah mengetahui segalanya.
"A- apakah Becca tahu?
"Iya."
Irin berpikir sejenak lalu matanya membelalak. "Oh berarti tadi kencan kalian? Astaga! Maafkan aku freen aku sudah mengacaukan kencan kalian berdua." Ucap Irin dengan nada panik.
"Tidak apa- apa, Rin ini memang salahku juga karena tidak memberitahumu sebelumnya."
Akhirnya kami sudah sampai di rumah Irin. Irin pamit, berterima kasih kepadaku serta meminta maaf sekali lagi karena telah merusak rencana kencan ku. aku hanya mengangguk saja karena mau sebanyak apapun dia meminta maaf rencana kencan ku sudah tidak bisa diperbaiki kan?
~
Aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumahku sekarang.
"Hmm masih jam 9 malam." Ucapku melihat jarum jam tanganku. Ini masih terlalu awal untuk pulang ke rumah. Apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus ke kos Becky dan melamarnya sesuai rencanaku? Tapi rencana berkecan ku sudah gagal jadi kemungkinan dia mau menerimaku kecil. Tapi mungkin ini saat terakhir aku bertemunya karena besok dia sudah pulang ke rumahnya lebih baik aku tanyakan sekarang saja daripada nanti aku menyesal.
Aku bergegas menuju rumahku untuk mengambil kembali coklat dan bunga mawar yang sudah kubeli untuk melamar becky. Tidak butuh waktu lama untuk aku kembali menuju ke kos Becky. Aku mematikan mesin mobilku dan berjalan menuju pintu kos Becky. Aku sempat ragu untuk mengetuk pintunya tapi karena ini kesempatan terakhir ku maka aku memberanikan diri untuk mengetuknya.
"Ada apa kamu kesini lagi, Freen." Ucap Becky setelah membuka pintu.
"Hmm..." Aku tidak tahu harus berkata apa.
"Ayo masuk dulu diluar ding-"
"Tidak perlu Becky aku hanya ingin menyampaikan sesuatu sebentar saja." Potongku.
"Apa itu, Freen?"
Aku menyerahkan coklat dan bunga mawar kepadanya lalu berkata,
"Hmm... Becky... kamu tahu kan kita sudah berteman cukup lama dan aku sangat suka saat kamu menemani keseharianku maka kali ini dengan penuh keseriusan aku ingin mengatakan... Becky Armstrong, maukah kamu menjadi pacarku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lika Liku Percintaanku (Freen Becky)
Romance"Aku menyukaimu, Becky." "Lupakan aku, Freen." "Maukah kamu menjadi pacarku, Becky?" "Tidak, Freen!" Kisah ini terinspirasi dari kisah percintaan Author yang gagal :')