Chap. 5 : Pengakuan

1.2K 119 1
                                    

(Author's POV)

Sudah 3 bulan lamanya Freen dan Becky menjadi teman sekelas. Freen yang mengikuti saran Nam akhirnya mencoba berteman dengan Becky.

Semakin hari pertemanan mereka semakin dekat. Sikap dingin Freen terhadap Becky mulai luntur. Keduanya menajdi akrab dengan cepat.

Ada saat- saat dimana Freen menjahili dan bergurau dengan Becky dan berakhir mereka berdua tertawa bersama. Tawa Becky membuat Freen terpikat sedikit demi sedikit tanpa Freen sadari.

~

(Freen's POV)

"Freen."

"Ya, Becky?" Ucapku pada Becky di kursi penumpang mobilku. Saat ini kami baru saja pulang dari mencari bahan untuk kegiatan praktikum mata pelajaran biologi.

"Kita kan sudah mengenal cukup dekat... Maukah kamu memberitahuku tentang kejadian itu?

"Kejadian yang mana, Becky?"

"Mengenai liburanmu... Yang membuatmu banyak pikiran?" Tanyanya dengan suara pelan.

Sejenak aku berpikir. Apakah aku perlu memberitahu yang sebenarnya? Bagaimana kalau dia  menjauhiku?

"Freen?" Ucap Becky

"Hmm.... Kenapa bertanya begitu?"

"A-aku hanya penasaran, Freen. Siapa tahu aku bisa membantumu? Ah lupakan saja maaf aku jadi lancang begini." Ucap Becky terburu- buru.

"Tidak apa- apa Becky itu semua sudah berlalu. Tidak ada yang bisa kamu lakukan. Lagipula kamu tidak mengenal orangnya."

"Mengenal orangnya? Apakah kamu bertengkar dengan seseorang, Freen?" Tanya Becky. Aku tahu saat ini rasa penasaran Becky sedang menggebu-gebu.

"Haha tidak, Becky. A-aku dulu... menyukai... temanku sendiri lalu mengungkapkan perasaanku di hari wisudanya. Tapi ternyata...hmm...cintaku bertepuk sebelah tangan dan sekarang dia tidak mau berkomunikasi denganku lagi haha." Aku hanya bisa tertawa saja untuk menunjukan ke Becky bahwa aku sudah mengikhlaskan apa yang terjadi.

"Wow, aneh sekali pria itu, Freen. Sepertinya matanya rusak karena tidak bisa melihat dirimu yang cantik haha." Ucap Becky dengan polosnya.

Pria.

Mendengar kata itu aku pun jadi ragu untuk menceritakan keseluruhan nya ada Becky.

"Freen? Halo? Apakah kau memikirkan kejadian itu? Jangan melamun Freen nanti nabrak." Suara Becky menyadarkanku.

"Sudahlah Freen semua sudah berlalu pria seperti itu sebaiknya dilupakan saj-"

"Dia wanita." Jawabku memotong pembicaran Becky. Kini giliran Becky yang diam membeku disebelahku.

Aku sedikit menyesal mengatakan itu. Tapi mau bagaimana lagi semuanya sudah terjadi. Sepanjang perjalanan pulang kami hanya berdiam diri larut dengan pikiran masing- masing. Hingga akhirnya kami sampai ke kos Becky.

"Sudah sampai." Ucapku

"Hah? Oh ya... Terima kasih, Freen." Balas Becky.

Aku meihatnya keluar dari mobilku menuju pintu kosnya. Respon nya persis seperti saat Heidi mendengar pengakuanku. 1 lagi tambahan untuk beban pikiranku. Sepertinya aku tidak akan tidur nyenyak malam ini.

Lika Liku Percintaanku (Freen Becky)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang