Bab 3

858 16 0
                                    

03. Kelakuan

Malam harinya, Alesya tengah berkumpul seperti biasa. Makan malam bersama dengan anggota keluarga lengkap. Tapi saat ini, suasananya berbeda dari kemarin. Sebab, Hazel si mulut beo itu diam tak bersuara. Moodnya sedang tidak baik, akibat kejadian tadi siang di sekolah. Apalagi, setelah Mamanya tau atas kasusnya. Uang jajan selama satu minggu, ludes habis tak bersisa di ambil alih.

"De? Kok tumben, diem aja." Iskha bertanya heran kepada Hazel. Namun, gadis itu tetap tidak menjawab. Bibirnya, maju tiga senti ke depan. Menandakan, bahwa anak bungsunya itu tengah ngambek.

Ema, yang mendapatkan kodean dari sang suami hanya menghela nafas lelah. "Dia buat ulah tuh di sekolah. Masa anak cewek ngehajar anak cowo. Jalu! "

Hazel semakin mengerucutkan bibirnya, kedua matanya telah berkaca-kaca siap menumpahkan air mata di depan pawangnya. Iskha, ayahnya. "Dede kan gak sengaja. Lagian, tu anak malah mancing emosi Dede. Kan Dede jadi refleks mukul dia. Coba aja, dia diem. Kan kejadian itu gak akan terjadi."

Iskha hanya terkekeh, melihat wajah melas dari Hazel. Walaupun umurnya sudah belasan tahun, tetapi pemikirannya masih sama seperti anak sekolah dasar.

"Iya, yaudah Dede gak salah. Tapi, lain kali jangan gitu lagi ya. Gak baik, anak cewek masa gitu." Ucap Iskha, mencoba untuk menjelaskan.

Hazel masih menunduk, Alesya dan Razi hanya menyimak. Keduanya malas untuk mengeluarkan suara. Nanti saja, jika sedang ingin.

Sikap ketiga bersaudara tersebut, memang sangat bertolakbelakang jauh. Alesya dan Razi, cenderung pendiam namun tegas terhadap suatu keputusan. Hazel, si super aktif, pemberani dan selalu mengelak. Hal itulah yang membuat kedua kakaknya naik darah di setiap waktu.

"Dengerin tuh." Jutek Ema, wanita yang sudah berkepala empat itu hanya melengos kesal. Dirinya tidak mau ambil pusing tentang masalah ini. Namun, jika sudah di ambang batas. Barulah ia akan bergerak maju.

"Udah, fokus makan aja. Besok kita jogging pagi keliling komplek. Jangan pada tidur tengah malem. Nanti susah di bangunin."

Semuanya hanya mengangguk setuju. Itu juga termasuk ke dalam kegiatan wajib di dalam keluarganya. Kalau bukan itu, mereka semua akan melakukan kemah kecil-kecilan di taman belakang rumah. Tapi kali ini, mungkin Iskha sedang merasa lelah dan butuh istirahat yang cukup. Jadi, memutuskan untuk olahraga pagi saja.

***

Alesya menahan nafasnya yang tidak beraturan akibat berlari keliling komplek tiga putaran. Ia lebih memilih pulang bersama kedua orangtuanya. Karena sudah merasa sangat haus dan lapar.

"Kak, nanti minggu depan ikut ayah meeting di kantor. Proyek Ayah lagi butuh arsitek. Tolong kerjasamanya ya."

"Hm okei. Tapi jangan lupa bonus."

Alesya ngibrit masuk ke dalam rumah setelah mengucapkan itu. Takut di semprot habis-habisan oleh Ayahnya. Nanti pasti akan seperti ini; "Emangnya uang bulanan yang Ayah kasih kurang?"

Jika sudah begitu, lebih baik dirinya mengalah. Daripada di cap anak durhaka. Lagipula, ia hanya bercanda.

Dua puluh menit berlalu. Alesya turun dari tangga dengan penampilan yang fresh karena sudah mandi. Pandangannya mengedar mencari kehadiran kedua adiknya. Hanya ada Ayah dan Mamanya saja di meja makan.

"Razi sama Hazel kemana, Mah?" Tanya Alesya, sembari menarik salah satu kursi meja makan yang biasa ia dudukki.

"MAMA! TOLONGIN HAZEL SAMA BANG RAZI! DI KEJAR SAMA ORGIL."

"BUKA PINTUNYA MA! AAA TOLONG!!"

Ema segera membuka pintu utama dengan langkah tergesa. Setelah terbuka, kedua anak itu langsung masuk dan bersembunyi di balik punggung Ibunya. Jangan lupakan, nafasnya yang masih naik turun. Dan keringat yang sudah banjir di seluruh tubuh.

Seorang pria berpakaian seadanya melengokkan kepala di balik pagar yang terbuka. Saat melihat Ema melototkan mata padanya, keberanian itu menciut. Sebelum benar-benar pergi, ia menendang pagar rumah tersebut dengan tenaga yang kuat.

"Astaga."

Alesya dan Iskha menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan tingkah Hazel dan Razi. Ini masih pagi, tapi ada saja yang membuatnya harus mengelus dada.

***

makasih yang udah baca dan bersedia buat vote💙

Love You Ex! [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang