Bab 5

734 16 0
                                    

05. Pek Ketiplek Bapak Dan Anak

Hari ini adalah hari jumat. Tanggal merah datang tanpa di duga. Alesya dan keluarga menghadiri acara pernikahan sepupunya di puncak. Tentu dengan persiapan yang penuh dari hari sebelumnya.

Kegiatan 'lengser' kepada masing-masing orangtua masih terlihat di atas panggung sana. Alesya cukup merasa bosan. Karena tidak ada teman untuk mengobrol lagi selain Ema dan Hazel. Ema sudah masuk ke dalam lingkaran keluarganya. Sedangkan Hazel, gadis itu fokus memakan makanan yang tersedia dengan kedua tangan di penuhi oleh stok makanan yang mungkin saja untuk cadangan.

Pandangannya beralih pada Iskha yang berada di samping Hazel. Ayahnya juga ikut melakukan apa yang Adiknya itu lakukan? Tanpa adanya rasa malu, mengunyah siomay dan masih ada sup jagung di tangan kanannya.

Memang daun tidak jatuh jauh dari pohonnya.

Alesya menghela nafas gusar. Ia tidak begitu dekat dengan keluarga Ayahnya. Dan, merasa untuk apa mendekatkan diri. Jika, yang ada di dalam hati mereka tetap sama menilai yang sudah terjadi sejak dulu.

Lebih baik Alesya diam dan menikmati acara ini walaupun dengan perasaan yang sangat bosan. Hanya memainkan handphone, lalu mengedar ke sekitar gedung yang besar ini.

Razi? Laki-laki menyebalkan itu sedang bermain game online bersama sepupu sepantarannya di lantai atas.

"Alesya, bisa tolong bantu Umi gak?" Tiba-tiba saja, ada Kakaknya Iskha hadir di samping dirinya. Cukup terkejut, namun masih bisa di kontrol.

"Ya, Umi?"

"Tolong bawain tasnya dede Alifa di mobil. Ini dia harus ganti popok. Umi kelupaan bawa tasnya tadi. Mau kesana, tapi Umi repot. Adifa udah rewel, kayaknya mulai ngantuk."

Alifa adalah anak kedua Umi Yanti yang masih balita. Sedangkan Adifa, anak pertamanya yang sudah masuk sekolah dasar pertama.

Walaupun rasa malas mendera, "Oke Umi. Sini kunci mobilnya."

Setelah mendapatkannya, Alesya berjalan ke luar gedung dengan langkah yang sedikit susah. Sebab rok satin lilit ia pakai dengan heels lima senti.

Gadis itu sudah sampai di parkiran dasar. Alesya termenung, ia lupa menanyakan mobil mana yang spesifiknya sama.

"Masa gue harus balik lagi?"

"Tunggu."

Umi Yanti selalu hadir di setiap acara keluarga dengan mobil mininya yang berwarna putih. Karena suaminya yang sedang dinas tentara, maka dari itulah kemanapun dirinya pergi selalu bersama anak-anaknya yang masih kecil.

Alesya ingat bentuk mobilnya seperti apa! Segera ia menghampiri satu persatu mobil yang berjejer rapih. Hingga atensinya beralih ke satu tujuan.

Dirinya membuka kunci mobil tersebut. Berhasil! Alesya memang sangat pintar.

Ia buka pintu penumpang belakang. Sudah ada tas mungil berwarna merah bergambar stoberi. Tanpa menebak, itu pasti milik Alifa.

Kemudian, matanya melihat sesuatu yang menarik. Susu kotak rasa coklat. Alesya mengambilnya, satu. Dan, akan izin nanti setelah bertemu dengan Umi Yanti.

Alesya berjalan di parkiran dengan tas yang terlampir di bahu kirinya. Satu susu kotak di tangan kanan, sembari mengangkat sedikit rok yang mempersulit jalannya.

BRUK!

"Aws."

Alesya tersungkur mengenai semen mulus parkiran. Ia menabrak sesuatu yang keras, akibat tidak fokus berjalan menatap lurus. Karena rok sialan ini, membuatnya merasakan sakit di bagian bokong.

"Hati-hati, Mbak."

Alesya mengadah, "Kamutu yang hati-hati. Jalan gede, kenapa harus berlawanan." Kesalnya.

Ia tau perbuatannya juga salah, tapi tidak sepenuhnya.

Loh? Alesya baru menyadari bahwa yang berada di hadapannya ini adalah musuh bebuyutan Hazel. Bagaimana bisa, ia berada disini. Atau, jangan-jangan menguntit adiknya?

Alesya segera bangun berdiri, "Kamu bukannya--"

"Eh, mau kemana?!"

Belum sempat mengucapkan kalimatnya, remaja laki-laki itu sudah pergi melesat jauh setelah melihat wajah seorang wanita yang menabraknya. Jika tau di awal, mungkin dirinya tidak akan mengatakan apapun.

Alesya berdecak kesal, "Sialan juga tu bocah. Pantesan, si Hazel emosian."

Ia melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Dengan perasaan yang sangat tertekan. Kalau tau, keadaannya terlihat memaksa. Dirinya tidak akan ikut jauh-jauh ke puncak. Lebih baik, menonton film di kamar. Sembari menikmati secangkir minuman chocolat panas kesukaannya.

***

makasih ya teman-teman udah mau baca cerita iseng aku✨

semoga semakin banyak yang suka sama cerita LYE ini😍

see you💙

Love You Ex! [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang