Bab 13

398 12 1
                                    

13. Kacau

Semenjak kejadian terakhir kali, Raka belum bertemu lagi dengan Alesya. Kalian tau? Gadis itu menangis sesenggukan karena sikap ketidakpedulian dirinya. Hingga dua jam kemudian, setelah mobil kesayangan milik Alesya dinyatakan bebas. Tatapan mengerikan terus ia dapatkan. Dan, "Gue gak pernah sudi ketemu lagi sama lo!"

Tapi ternyata, semesta sedang berpihak padanya. Lihat saja, ada kehadiran Alesya di restoran jepang sedang fokus dengan layar laptopnya. Setelah bertahun-tahun saling menghilang kabar, Alesya menjadi wanita super sibuk. Padahal, karirnya sudah sangat mapan jika diliat. Namun, masih saja meniti masa depan.

Raka sudah siap menghampiri dimana meja Alesya berada. Dengan kaos coklat dan celana dinas. Serta sepatu boots hitam pria. "Permisi."

Masih belum ada jawaban.

Raka sengaja berdehem, untuk menarik perhatian Alesya.

"Boleh saya duduk disini?"

"Terserah."

Ulala... Dengan begitu mudah Alesya mengizinkannya duduk di satu meja.

Hening! Raka bingung mau bicara apalagi. Apakah dirinya harus mengerjai Alesya disaat wajahnya sedang serius? Tidak. Nanti, tempat ini bisa saja di bom secara mendadak karena emosional Alesya.

Hanya ada suara ketikan keyboard di keramaian restoran. "Serius amat."

"Kenapa si--"

"ELO!"

Ups, Alesya sudah menyadarinya.

"Ngapain lo disini?! Nguntit gue ya! Gue lapor polisi baru tau rasa."

"Gue juga polisi, btw." Sedikit membanggakan diri tidak apalah.

"Gak peduli."

Alesya menutup layar laptopnya dengan kasar. Membiarkan makanannya yang masih tersisa banyak. Berdiri, lalu meninggalkan Raka sembari menghentakkan kakinya.

Diam-diam, Raka tersenyum usil. "Isengin ah!"

Raka mengikuti kemana Alesya pergi. Dari lantai satu, menuju pos satpam. Berlanjut ke lantai dua. Tiga. Dan empat. Alesya menaikki tangga darurat menuju... Rooftop mall.

Benar-benar tidak habis pikir, keberanian Alesya setinggi langit. Seorang gadis, pergi ke rooftop mall sendirian.

Belum sempat Raka bersembunyi setelah berhasil masuk. Alesya menangkap kehadirannya. Lelaki dewasa itu hanya terkekeh. Menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali.

Alesya menghela nafasnya lelah, mulai mendekati Raka.

"Mau lo apa sih, bapak polisi yang terhormat?"

Raka tertegun, "Hm... Mau tau emangnya?"

Alesya menatap ke arah kiri. Karena angin yang berhembus kencang, membuat rambutnya berterbangan tak tentu arah.

"Gue gak mau nyentak lo lagi. Jadi tolong ya, kerja samanya. Gue capek ketemu terus sama lo. Gue sibuk. Dan masih banyak waktu berharga gue selain ngeladenin cowok kayak lo."

"Maaf deh, kalo gue terkesan ngeganggu lo setiap saat. Tapi, gue begini juga ada tujuan tertentu." Jelas, Raka. Ia menatap balik manik mata cokelat muda milik Alesya yang terkena sinar matahari.

"Lo tau sendiri kan, kita cuma sebatas masa lalu. Gak lebih dari itu. Kita juga udah punya jalan masing-masing! Jadi, jangan pernah ganggu gue lagi."

Raka menunduk. Ucapan Alesya sungguh menusuk hatinya. Ia hanya ingin mengisi hari-hari Alesya yang terlihat monoton. Mungkin sudah terlalu terbiasa, membuat Alesya menolak kehadiran seseorang untuk sekedar menjadi teman.

"Maaf..."

Raka menatap wajah Alesya sekilas. Ia menangis?!

"Udahlah, mending lo pergi. Biarin gue sendiri."

Raka memang tidak bisa melihat Alesya sedang menutupi rasa sakitnya. Dengan gerakan cepat, ia memeluk Alesya dari arah belakang. Sang pemilik membola tak percaya.

"Gue tau, bayang-bayang masa lalu selalu hadir di kepala lo. Tapi tolong percaya, gue cuma pengen lo menerima kehadiran gue di hidup lo--"

"Stop!"

Alesya melepaskan pelukannya. Kedua matanya mengeluarkan bulir-bulir air. Namun, menyorot kemarahan.

"Lo bener! Tapi cuma dengan ucapan, gak bisa bikin gue nerima lo di hidup gue lagi. Tentang Reva! Inget, lo udah ngehamilin dia! Bukannya lo tanggung jawab. Malah coba berani deketin gue. Semua yang lo bilang itu boong! Gue benci sama lo."

Raka terdiam. Mencoba mencerna ucapan yang baru saja di keluarkan oleh Alesya. Membiarkan gadis itu pergi. Segala pertanyaan berputar secara mendadak.

Reva?

Hamil?

Gue?

Ngehamilin dia?

"Sialan!"

***

Maaf ya, kemarin gak sempet up soalnya kuota aku mendadak abis.

Maaf juga, part ini agak gak jelas. Soalnya aku kehabisan ide😭🙏🏻

Tapi, konflik mulai datang~~~

Makasih banyak udah vote cerita ngawur aku🙂

Aku tau loh, siapa aja yang selalu vote ni cerita.

Nanti akan ada suprise di end buat orang-orang yang selalu vote cerita aku💯✨

Stay tune yaa😉💫

Love You Ex! [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang