Bab 15

391 10 0
                                    

15. Terungkap!

Hanya membutuhkan waktu satu malam, Farel berhasil menemukan dalang dari masalah yang di hadapi oleh Raka. Kalian tau? Reva masih berada di Prancis, wanita itu menyuruh anak buah Ayahnya untuk melakukan sesuatu agar Alesya menderita tentang cinta. Mengingat, kebenciannya belum tuntas. Apalagi, setelah tau jika hubungan yang telah lama Reva buat kandas. Mulai kembali bersatu.

Farel mengetahui itu semua dari salah satu anak buah Ayahnya Reva yang ia tangkap tengah malam di basecamp kamar kost. Sisanya, berhasil kabur. Dapat di duga, bahwa penangkapannya ini akan sampai di telinga sang dalang! Siapa lagi, kalau bukan Reva.

Di pagi hari yang mendung ini, Raka dan Farel tengah menunggu satu cunguk itu bangun dari tidurnya. Mungkin, terlalu banyak begadang hingga saat diberikan fasilitas tempat tidur yang empuk. Bisa dengan nyenyak, terlelap tanpa ada gangguan.

"Gue heran deh, kenapa bisa-bisanya si Reva tau segalanya tentang lo. Apalagi, Alesya. Gak mungkin dia selalu mengintai lo setiap saat. Bisa jadi lewat Alesya. Tapi gue rasa gak akan bisa. Keamanan di rumahnya Alesya selalu di jaga ketat sama Bokapnya."

Raka meresapi ucapan Farel. Dagunya ia usap dengan pelan. Di temani, satu cangkir teh hangat yang tinggal sisa setengah. Matanya memberikan arti yang penuh akan kebingungan.

"Gue rasa juga gitu. Kayaknya, ada satu orang di rumah gue yang berani ngintai gue diem-diem. Gue jamin, dalam waktu dekat bakalan ketauan."

Farel mengangguk setuju, "Gue bantu."

Tiba-tiba saja, suara lenguhan terdengar. Pandangan keduanya beralih pada seseorang yang tengah menggeliat. Lihat? Raka masih mempunyai hati. Untuk tidak mengikat semua tubuh gempal itu dengan tali tambang tebal pada kursi.

"Dimana gue?" Tanyanya, kepalanya mengedar kesana-kemari mencari jawaban.

"Di rumah gue." Jawab Raka, dengan nada ketus.

Pria bertubuh gempal itu sedikit terkejut, namun masih bisa menormalkan raut wajahnya. "Ngapain gue disini? Bukannya... --"

"-- Si Cungkring sama Si Jangkung kemane?" Nampaknya, ia masih belum mengingat apa yang telah terjadi semalam.

"Lo gue culik." Kata Farel.

"WOI! GUE DIMANA! NGAPAIN LO BAWA GUE KESINI. BAWA GUE PULANG! ANAK ISTRI GUE PASTI NYARIIN."

Ternyata, sudah mempunyai keluarga. Tapi masih mencari uang dengan mengandalkan suruhan orang lain. Sungguh! seorang Ayah yang tidak punya hati nurani dan akal sehat.

"Jawab, semua pertanyaan gue." Farel mulai berucap serius. Ia tidak punya banyak waktu untuk meladeni omong kosong itu semua.

"Pertanyaan apaan? Gue laper!"

Raka melempar tiga buah roti yang sempat ia beli tadi pagi. Dan, satu buah susu kotak full cream. Tentu dengan senang hati, pria yang tidak di ketahui namanya itu menerima.

"Satu pertanyaan, lo dapet lima ratus ribu." Kedua matanya langsung berbinar ketika mendengar sesuatu yang berhubungan dengan rupiah.

"Okeh!"

"Satu, siapa yang udah ngukut lo disini."

Pria itu terdiam. Ia paham kemana arah tujuan pertanyaannya itu. Nyawa, atau uang?! Dirinya harus memilih dengan cepat.

"Satu, dua, ---"

"Reva!"

"Sa-saya di tugaskan untuk membuat bukti palsu kehamilannya ag-agar dapat memenuhi keinginannya yang sangat ter-obsesi tentang cinta."

Raka tersenyum puas. Rupanya, tanpa di suruh memberikan alasanpun. Akhirnya terungkap! Ia melihat ke layar handphonenya. Dan, memencet tombol of. Betul, dirinya telah merekam suara. Untuk di jadikan bukti asli mengalahkan wanita ular tersebut yang masih hidup tenang dengan kemegahannya.

"Kenapa lo mau ngelakuin itu? Demi apa?"

"Demi, rumah untuk keluarga saya." Raut wajahnya berubah menjadi sendu. Ternyata, ada perjuangan kepala keluarga di balik kebodohannya.

"Kenapa nyonya lo itu tau segalanya disini."

"Setau saya, dia membayar orang itu per bulan satu miliar untuk mengetahui semua tentang cintanya."

"Contohnya?"

"Saya gak tau lebih jauh."

Mau tidak percaya, tapi tampilannya seperti tidak mengelak apapun. Baiklah! "Berikan nomor nyonya jelek lo itu ke gue."

"Gak bisa."

"Tambahan satu juta buat lo."

"Okeh."

Raka tengah asik menikmati kue sus kering sembari melihat interaksi kedua manusia yang saling berargumen. Hanya dengan menyewa Farel, ia dapat menuntaskan masalah ini. Huh, tentu dengan merelakan uangnya seratus ribu per hari demi nasi padang keinginan Farel sendiri.

"Gue kasih lo rumah di belakang perumahan ini. Jangan pernah kabur! Gue jamin, bakalan aman dari ancaman Reva. Bawa juga keluarga lo kesitu. Inget, jangan. Pernah. Kabur. Paham?!"

"Siap Bos!"

"Gue juga bakalan kasih uang bulanan buat keluarga lo."

"Waduh."

Tentu ada alasannya mengapa Farel melakukan itu. Ia harus tetap mengamankan satu orang sebagai bukti nanti. Selama masalah ini belum tuntas, uang Raka akan terus keluar. Ingat, yang di keluarkan oleh Farel. Adalah modal dari Raka.

***

BUAT YANG UDAH NAMBAHIN CERITA INI KE PERPUSTAKAAN PRIBADI KALIAN...

AKU UCAPIN MAKASIH BANYAK!

MAKASIH BANGET!

* Semoga aku makin semangat buat nulisnya.

Love You Ex! [ ON GOING ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang