6 : Another Brother

53 6 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Beberapa saat sebelumnya ...


"Permisi, Tuan. Saya Ten. Apa saya boleh masuk?" tanya seorang pria dengan tato naga melingkar di tengkuk lehernya sesopan mungkin. Ia berdiri di depan pintu ruangan milik Barra.

"Silahkan." Terdengar sahutan dari dalam.

Pria itu lantas memutar kenop dengan sangat pelan. Pintu terbuka memperlihatkan sosok Barra yang duduk di kursi kerjanya dengan kedua tangan berada di atas meja.

"Saya berhasil mendapatkan foto mereka, Tuan," lapornya, lalu menyerahkan selembar foto dari dalam saku jas pada Barra.

Barra menatap lekat potret dua remaja di tangannya. Meski angel gambar diambil dari samping, putra sulung keluarga Dityatama itu masih bisa mengenali wajah salah satunya.

"Jadi, ini alasan dia minta pindah sekolah?" gumam Barra pada dirinya sendiri. Matanya tak lepas dari foto Lexi dengan seorang remaja laki-laki yang pria itu yakini sebagai adik Lexi. Padahal, dulu saat Barra menyuruh Hanz untuk mencari tahu perihal adik Lexi, sekretarisnya itu mengatakan kalau anak itu sudah mati menyusul ayahnya.

Barra mendesis marah dengan rahang mengeras dan tanpa sadar meremat foto di tangannya untuk menyalurkan gejolak emosi di dadanya. "Sial, beraninya kamu membohongiku Hanz."

Ten di samping Barra tidak berani menatap tuannya yang sedang dikuasa amarah karena sekretaris kepercayaannya berani mengkhianatinya.

"Baiklah. Mari kita lihat, sejauh mana kalian dapat merahasiakan ini semua." Si sulung Dityatama itu menyeringi bak iblis. Ia lantas menarik laci meja dan mengambil sebuah amplop tebal berwarna coklat dan sedikit membantingnya ke atas meja. "Itu bayaranmu. Cepat pergi sana." Barra memberikan gesture mengusir.

Ten mengambil amplop tebal yang menjadi hak miliknya dengan mata berbinar.

"Saya akan melakukan yang terbaik, Tuan. Terima kasih." Pria itu membungkuk hormat sebelum keluar dan menutup pintu.

Tepat saat ia berbalik, Arkan yang kebetulan sedang melintas memaku pandangan padanya dengan tatapan menyelidik. Ten segera memberikan salam hormat dan cepat-cepat pergi dari sana.

Sekarang, adik ipar Barra itu tiba-tiba menemuinya dan memberikan tawaran yang cukup menggiurkan.

"Saya akan membayarmu dua kali lipat asal kamu membeberkan semua informasi yang kamu dapat. Apapun itu. Bagaimana, apa kamu tertarik?" Sudut bibir Arkan terangkat kala mendengar jawaban yang diinginkannya terucap dari mulut Ten.

For your information, Ten bukanlah nama asli pria itu, melainkan nama yang diberikan oleh tuan presdir kepada bodyguard yang ia rekrut. Karena sering kali lupa dengan nama mereka, beliau lantas menetapkan panggilan yang mudah diingat. Ten sendiri adalah bodyguard ke sepuluh.

Revenge Of Alexi [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang