18 : Bukti

21 2 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Setelah mendapat perawatan intensif selama beberapa hari, Zyva akhirnya diperbolehkan pulang. Lexi mengetahuinya dari sekretaris Hanz, lalu gadis itu mengabari Laxi. Ketiganya sepakat untuk menjenguk Zyva di rumah. Namun, sebelum itu, sekretaris ayahnya berkata bahwa dia ada sedikit urusan.

Rupanya urusan yang pria itu maksud adalah menemui Naomi saat wanita itu tengah bersiap-siap pulang untuk bicara empat mata. Kebetulan sekali ada hal yang ingin Naomi bicarakan juga, mengenai sisa tagihan rumah sakitnya yang sudah dibayarkan oleh seseorang.

"Kenapa kalian membantu kami?" tanya Naomi curiga. Di dunia yang kejam ini, orang tulus hampir tak ada. Sebagian besar manusia membantu tanpa cuma-cuma alias ada sesuatu yang diinginkan sebagai timbal balik dan wanita itu meyakini bahwa ketiganya merupakan bagian dari golongan itu.

"Mereka adalah teman, berada di sekolah yang sama. Seorang teman membantu temannya yang kesusahan itu biasa terjadi," jawab sekretaris Hanz sekritis mungkin, tapi sepertinya dia salah bicara karena sekarang Naomi menukikkan alisnya tajam merasa tidak terima disebut 'kesusahan'. Seolah mereka sangatlah menderita-meski memang benar adanya.

"Hei, kami nggak sesusah itu! Saya masih sanggup mencari nafkah!" sentak Naomi tersinggung.

"Maaf kalau perkataan saya menyinggung anda." Sekretaris Hanz membungkuk maaf. Perlakuan pria itu sungguh membuat Naomi tidak nyaman. Bahasa formal yang pria itu gunakan terdengar kaku di telinganya. Naomi tidak terbiasa mendengarnya.

"Bicaramu kaku sekali. Kamu pelayan dua anak itu?" terka Naomi karena dari tadi sekretaris Hanz terus menyebut sepasang remaja yang katanya teman Zyva dengan embel-embel 'nona' dan 'tuan muda'.

Sekretaris Hanz lantas mengangguk.

Naomi manggut-manggut. Setelah kejadian dirinya yang melukai anaknya sendiri, wanita itu jadi sedikit melunak. Sedikit demi sedikit dia mulai bisa mengendalikan dirinya.

"Mereka pastilah sangat kaya," gumam Naomi yang rupanya didengar oleh sekretaris Hanz karena pria itu belum beranjak dari tempatnya.

"Tidak lebih kaya dari orang paling kaya di dunia." Sekretaris Hanz menimpali dengan nada santai, tapi entah kenapa justru terdengar menyebalkan di telinga Naomi.

"Kenapa kamu masih berdiri disitu?" ketus Naomi.

"Saya menemui anda karena ada yang ingin saya bicarakan, tapi dari tadi anda tak memberi saya kesempatan untuk melakukannya."

Untuk sekian kalinya Naomi dibuat jengkel dengan jawaban sekretaris Hanz. Sepertinya pria itu memiliki bakat untuk membuat seseorang meledak-ledak.

Setelah memastikan tidak ada lagi yang ingin diutarakan oleh Naomi, sekretaris Hanz barulah bicara, "Tanggal 17 februari pukul tiga sore, anda datang ke rumah abu kan?"

Revenge Of Alexi [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang