14 : Diculik

16 2 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Laxi dan satu temannya mengumpulkan buku paket dari satu meja ke meja lain dan menumpuknya di meja guru. Anak-anak juga mulai berhamburan keluar. Kini laki-laki itu dan temannya berjalan beriringan sambil membawa buku paket ke perpustakaan. Sesekali mereka terlibat percakapan.

"Udah kan, ya? Gue cabut duluan, kebelet juga," pamit teman Laxi, segera ngacir karena kandung kemihnya yang sejak tadi dia tahan seperti mendesak ingin keluar.

Laxi geleng-geleng kepala melihatnya. Laki-laki itu juga seharusnya pulang jika saja petugas perpustakaan tidak meminta bantuannya untuk menata buku-buku yang masih tersegel karena baru datang tadi pagi ke rak. Serta merapikan buku yang berantakan karena beberapa siswa mengambil buku dengan tidak rapi alias asal tarik. Ada juga yang mengembalikan buku tidak sesuai tempatnya.

Tidak terasa kalau menata dan merapikan buku-buku ini menghabiskan waktu setengah jam. Laxi melihat waktu di jam dinding. Hampir pukul tiga. Laki-laki itu menyeka peluh di dahinya.

Koridor sudah sepi, hanya ada beberapa siswa yang melintas. Laxi tebak, itu anggota osis karena dia berjumpa dengan teman perempuannya yang tadi. Mereka berpisah di parkiran karena Laxi tetap berjalan ke depan dan duduk di halte menunggu bus.

Baru lima menit Laxi mendudukkan diri, Zyva muncul dan mengambil tempat di sisi kirinya. Namun, ada spasi diantara keduanya. Gadis itu tampak acuh, seolah Laxi adalah makhluk kasat mata.

Sepuluh menit berlalu dengan keheningan sampai sebuah mobil tiba-tiba berhenti di depan mereka. Dua orang pria keluar dari sana. Tanpa basa-basi, salah satunya segera membekap mulut Laxi. Remaja itu tidak sempat berontak sebab obat bius yang pria itu semprotkan ke sapu tangan langsung mengambil alih kesadarannya.

Zyva yang melihat itu sontak panik. Dia berusaha mencegah pria itu yang kini menyeret Laxi ke dalam mobil, tapi dia kalah cepat. Pria lain yang muncul dari pintu sebelah lebih dulu memukulkan sikunya ke tengkuk leher gadis itu sehingga tubuhnya langsung luruh ke bawah dan matanya terpejam. Lantas pria itu juga memasukkan Zyva ke dalam mobil.

🍃

Hanya kegelapan yang Laxi temukan saat kelopak matanya terbuka. Pandangannya tertutup oleh kain yang melingkari wajah. Meski tak melihat sekitar, pemuda itu bisa menebak di mana sekarang dirinya berada. Sebab, bau pengap yang berpadu dengan aroma kencing kecoa yang merasuki indera penciumannya sudah cukup menjelaskan bahwa tempat ini terbengkalai dan jauh dari eksistensi manusia.

Saat Laxi mencoba untuk berdiri, tubuhnya tertahan oleh sesuatu yang mengikat kaki dan tangannya. Pergerakannya membuat kursi yang didudukinya sedikit bergeser dan suara yang ditimbulkan sampai ke telinga Zyva.

Revenge Of Alexi [ SEGERA TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang