7. Nana

238 42 10
                                    

Tumbuh di suatu tempat yang terkenal akan kekerasannya di Sunagakure, sangatlah tidak mudah. Itu adalah wilayah kumuh tanpa hukum berlaku. Kejahatan seperti pencurian dan pembunuhan sudah menjadi pemandangan sehari-hari yang biasa disini.

Termasuk dia, Sasori. Pria kecil berwajah imut dengan rambut merah dan mata hazelnya. Dia adalah anak yang lumayan sadis di usianya yang menginjak sebelas tahun, mengingat dialah yang membunuh orang yang mengurusnya selama dua tahun terakhir.

Di wilayah kumuh itu, Sasori terkenal dengan julukan baru. 'Akasuna Sasori' atau Sasori si Pasir Merah. Karena ketika ia bertarung, wilayah pasir di tempat ia berpijak akan selalu berwarna merah.

Ya, warna merah darah dari musuh-musuhnya.

Ada suatu kenangan buruk yang tidak akan pernah bisa Sasori lupakan.

Suatu hari, ada sekelompok remaja menantangnya untuk bertarung. Tentu saja ia mengalahkan mereka semua dengan mudah. Namun sayang sekali, Sasori tidak pernah sekalipun menyangka mereka akan melukai adiknya untuk balas dendam.

Tubuh adiknya ditebas, dari pundak kanan hingga perut bawah bagian kiri. Dan itu meninggalkan bekas luka yang cukup parah.

Wajah adiknya yang baru berusia enam tahun yang menahan tangis meskipun air mata menumpuk di mata emerald indahnya. Adiknya berkata ia baik-baik saja meskipun luka membasahi tubuh hingga pakaiannya berubah warna.

Itu adalah pemandangan yang paling Sasori benci seumur hidup.

Sejak saat itu, ia berjanji akan melindungi adiknya dengan cara apapun. Adiknya, Haruno Sakura adalah permata paling indah yang Sasori miliki.









サスケの幸せ
Happiness for Sasuke

Hanya kebahagiaan yang ia harapkan. Akankah ia bisa mendapatkannya?









Ditengah-tengah ruangan yang cukup luas itu, Sakura dan Sasori tampak saling melayangkan tinju dan serangan secara cepat. Itu adalah latihan beladiri, Sasori sering mengajari Sakura teknik bertarung sejak berusia sepuluh tahun hingga sekarang.

Setiap dua bulan sekali, mereka akan melakukan duel dengan alasan agar Sasori bisa mengecek kemampuan bertarung sang adik.

Sasori melakukan tendangan tinggi yang cepat, namun Sakura dengan gesit menghindari serangan Sasori dan membalas melakukan serangan beruntun dengan cepat. Mereka saling bertukar pukulan dan tendangan dengan kecepatan dan ketepatan yang luar biasa.

Itachi yang sedang duduk di pinggir ruangan mengambil jus jeruknya. Sesekali ia berdecak kagum melihat pergerakan di luar nalar dua bersaudara itu.

"Baru kali ini aku melihat seseorang bisa bertarung imbang dengan Sasori dalam waktu selama ini," komentar Kisame. Matanya melirik Sakura dan Sasori yang semakin bertarung dengan intens, serangan mereka makin tajam dan berbahaya. Saling berniat melukai titik vital lawan masing-masing.

Akhirnya dengan serangan kelincahan tak terduga, Sakura berhasil melumpuhkan serangan Sasori dan memenangkan pertarungan. Orang-orang yang menonton disekitar mereka melotot tak percaya melihat Sasori berhasil dilumpuhkan pertama kalinya, spontan langsung bertepuk tangan.

Sakura tersenyum puas, ia mengelap keringat di dahinya dan mengulurkan tangan pada sang kakak yang masih terbaring tepar di lantai.

"Akhirnya setelah bertahun-tahun aku mengalahkanmu, Nii-san," ucapnya bangga.

Sasori mendengus, namun tak dipungkiri hatinya merasa bangga atas pencapaian adiknya ini. Ia memgambil uluran tangan Sakura dan bangkit berdiri. "Kau hanya mengambil kesempatan saat aku lengah, Imouto-chan."

Happiness for Sasuke Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang