9. Kyuu

217 42 6
                                    

Suasana di dalam mobil terasa tegang dan canggung. Sasuke duduk di kursi penumpang depan, matanya terpaku pada jendela, mencoba menghindari kontak mata dengan saudaranya, Itachi, yang duduk di sebelah pengemudi.

Setelah menghabiskan makan malam bersama di kediaman Haruno, keduanya memutuskan untuk pulang. Tadinya Sasuke ingin pergi naik angkutan umum, namun Itachi menawarkannya untuk pulang bersama karena mereka searah. Sejak kejadian hari itu, Sasuke belum bertemu Itachi lagi. Entah kenapa hubungan mereka semakin terasa canggung saja.

Dengan suara pelan nan kaku, akhirnya Itachi mengajukan pertanyaan, "Bagaimana keadaanmu, Sasuke?"

Sasuke mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela, "Baik-baik saja," jawabnya.

Suasana terasa begitu hening, hanya terisi oleh suara mesin mobil dan bunyi gemeretak jendela yang terbuka sedikit. Tidak ada yang berbicara selama beberapa saat, sehingga keheningan semakin memperkuat suasana yang kaku.

Itachi menghela nafas, onyx-nya melirik sang adik yang sibuk dengan pemandangan di luar jendela. "Kau tahu, Sasuke, aku... aku ingin... maafkan aku, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan."

Sasuke melirik sang kakak dengan ekspresi heran. Agak bingung kenapa kakaknya itu tiba-tiba minta maaf. Haruskah ia bertanya untuk apa permintaan maafnya itu?

Suasana tetap tegang. Mereka berdua merasa seperti dua orang asing yang terdampar di dalam mobil yang sama, tanpa kemampuan untuk menemukan titik awal untuk percakapan yang lebih berarti.

Sasuke mencoba mencari topik pembicaraan, tetapi kata-kata terasa seperti terjepit di tenggorokannya. Dia merasa kehilangan dan takut untuk membuka diri pada saudaranya yang telah lama ia hindari.

Setelah beberapa saat diam, Itachi bertanya dengan nada sendu. "Sasuke, apakah... apakah kita bisa... mulai lagi? Bisa kita mulai dari awal dan mencoba memperbaiki hubungan kita?"

Sasuke menoleh ke arah Itachi, matanya memancarkan kebingungan dan keraguan. Dia tidak yakin apakah dia siap untuk melangkah ke arah yang tidak dikenal ini, tetapi dia juga tidak ingin terus hidup dalam kehampaan yang menyedihkan dari hubungan mereka yang terputus sejak mereka kecil.

"Aku... aku tidak tahu, Itachi-nii. Rasanya itu asing sekali. Kita tidak pernah dekat. Sejak dulu saat aku mencoba mencari perhatian, kau selalu mengabaikanku. Aku tidak mau berharap lagi."

Itachi mengangguk dengan pahit, menyadari bahwa proses rekonsiliasi tidak akan mudah. Namun, setidaknya mereka telah membuka pintu untuk percakapan yang lebih jujur dan mendalam di masa depan.

Mobil melaju dalam keheningan lagi, tetapi kali ini ada sedikit kelegaan di udara. Setidaknya Itachi merasa tenang, karena telah mengungkapkan keinginannya pada Sasuke. Meskipun perjalanan mereka mungkin masih panjang dan berliku, setidaknya mereka telah menemukan titik awal untuk memperbaiki hubungan yang retak di antara mereka.








サスケの幸せ
Happiness for Sasuke

Hanya kebahagiaan yang ia harapkan. Akankah ia bisa mendapatkannya?













Sampai di sekolah yang sudah beberapa hari tidak ia datangi. Sasuke merasa kesepian dan terasing di tengah keramaian yang ramai di halaman sekolah. Dia melihat teman-temannya tertawa dan bercanda di kelompok-kelompok kecil, tetapi dia tidak merasa seperti memiliki tempat di antara mereka.

Langkah Sasuke terasa berat saat dia memasuki koridor sekolah yang ramai. Dia melihat siswa-siswa berjalan dengan lincahnya, berbicara dan tertawa dengan semangat yang menggembirakan, sementara dia sendiri merasa seperti terperangkap dalam gelembung kesendirian yang tak terpecahkan.

Happiness for Sasuke Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang