PROLOG

532 36 0
                                    

🥟🥟🥟

"Hyunjin nyenyak ya tidurnya?" ujar sang Papa, Jackson Bang.

Wanita yang masih muda menoleh ke belakang di mana sang putra bungsunya tertidur lelap setelah menikmati acara rekan kerja sang suami.

"Hum, Hyunjinnie kita makan sangat banyak tadi. Untung dia tidak rewel,"

Kedua orang itu lantas terkekeh karena merasa gemas pada Hyunjin yang tertidur dengan perut yang mengembangkan karena kenyang.

Jessica Bang, merupakan istri dari Jackson Bang itu menyelimuti putranya agar tidak kedinginan karena angin malam.

Waktu menunjukkan 11 malam, mereka masih di perjalanan pulang karena jarak Mansion Bang ke rumah teman Jack agak jauh sehingga melewati sedikit hutan lebat dan sepi. Hanya sedikit kendaraan lain lewat jalan ini, Jessica sedikit merinding melihat pohon-pohon yang menjulang tinggi menakutkan. Jack mengajak Jessica berbicara agar tidak takut, sebentar lagi mereka sampai di Mansion.

Namun, sepertinya Tuhan berkata lain. Saat Jack ingin mengerem sedikit karena ada tanjakan ke bawah. Rem nya tidak berfungsi dengan baik, Jack menatap panik ke arah istrinya sehingga mereka sama-sama panik karena ini adalah hal yang berbahaya.

"Jack, bagaimana ini?!" pekik Jessica begitu takut. Hingga membangun si mungil yang tertidur, anak itu mengucek matanya saat sang mama memekik.

"Mama... "

Jessica menoleh ke belakang. Oh tidak, putranya terbangun. Ia benar-benar khawatir, sang suami masih berusaha mengeram dan menstabilkan stir mobil nya.

"Papa?! Pelan-pelan bawa mobilnya!!" pekik Hyunjin karena terkejut sang Papa membawa mobil terlalu cepat.

Tubuhnya oleng ke kanan dan kiri. "Hyunjinnie sayang, kamu pakai sabuk pengaman ya. Berdoa agar tidak terjadi apa-apa, bisa sayang?" titah Jessica langsung dituruti anak itu.

Hyunjin kecil memasang sabuk pengaman dan menggenggam tangan berdoa seperti apa yang diperintahkan mamanya.

Saat ia sedang khusyuk berdoa, satu kelebat cahaya putih menyilaukan pandangannya dan mobil mereka tak sengaja menghantam badan mobil truk itu, Jack yang tidak bisa menstabilkan stir nya membuat mobil mereka jatuh terjerumus ke jurang.

"AKHHH!!"

Mobil itu terperosok ke dalam jurang yang dalam dan gelap. Keadaan mobil terbalik dan kaca mobil pecah hingga melukai wajah dan tubuh orang tua Hyunjin. Sementara Hyunjin kecil? Anak itu terluka di bagian pipi dan keningnya karena dirinya menutup wajahnya saat kaca mobil pecah berhamburan.

"M-mama?" panggilnya lirih sembari menggoyang tubuhnya sang mama dalam keadaan tubuh terbalik.

Hyunjin mencoba melepaskan sabuk pengaman dan berhasil. Ia dengan cepat keluar dari mobil dan berusaha membuka pintu mobil sang mama dan papanya bergantian, tak lupa ia berteriak membangunkan kedua orang tuanya supaya tersadar karena Hyunjin tau mobil ini sebentar lagi akan meledak. Karena minyak dari mobil itu tumpah keluar begitu banyak, ia takut itu terjadi.

"Papa!! Bangun!! Mama! Bangun, Ma!!!"

"MAMA!!! PAPA!!!"

Tidak ada tanda-tanda orang dua itu terbangun. Hyunjin terus berusaha mengeluarkan papa dan mamanya, sekuat tenaga agar pintu mobil terbuka dan kaca mobil tidak semakin melukai kedua orang tuanya.

"Hiks, papa bangun... Mama bangun... Jangan tinggalin Hyunjinnie.. Hiks... "

Ia merengek membangun kedua orang tuanya. Namun, naas saat suara alarm dari mobil itu berbunyi, disitu tubuh Hyunjin menegang dan berjalan mundur menjauh dari mobil. Tandanya ini?

DUAR!!!

"PAPA!! MAMA!!"

Mobil itu meledak dengan api yang besar dalam satu ledakan, mobil itu hancur bersamaan dengan hancurnya Jessica dan Jack yang terbakar hangus di dalamnya.

"TIDAKKKK! MAMA, PAPA!! JANGAN TINGGALIN HYUNJINNIE! HIKS... "

Hyunjin meraung ketakutan melihat apa yang terjadi di depan matanya. Dalam satu malam ia kehilangan orang tuanya tepat di depan matanya.

"Enggak! Hiks mama hiks papa... "

Tidak ada yang bisa lakukan selain menangis dan meraung membangun keduanya, meskipun itu tidak berguna.

Ia harap ini cuma mimpi dan besok ia bisa melihat orang tuanya lagi.

Bersambung...

BROTHER [Trauma] On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang