🐺🐺🐺
"Bukankah seharusnya salah satu anak mereka ikut tiada?"
Seseorang berbicara sembari mengepul kan asap dari mulutnya saat menghisap batang rokok sedari tadi. Kakinya duduk melipat layaknya bos.
Di dalam ruangan dengan lampu remang, beberapa orang saat ini sedang duduk melingkar diantara meja bundar besar. Mereka mengobrol sembari bermain kartu untuk mengusir kebosanan.
"Tapi anak itu masih hidup sampai saat ini, dan ku dengar anak itu mengalami trauma," sahutnya, seseorang menjawab pertanyaan dari orang tadi.
Ia menjawab itu dengan senyum remeh nya, seolah trauma adalah hal yang biasa. Padahal banyak anak diluar sana mengalami trauma berat hingga depresi lalu melakukan bunuh diri.
"Ternyata dulu mereka keluarga yang sangat harmonis ya. Aku jadi iri–" sahut seseorang satunya.
"—Tapi dipikir-pikir untuk apa aku iri kepada keluarga yang sudah tidak lengkap lagi. " sambung orang itu lagi.
Sontak tawa lepas keluar dari beberapa orang di ruangan itu. Seolah ucapan itu adalah lelucon, mereka baru saja bercanda keterlaluan membawa orang-orang yang sudah tiada dijadikan bahan candaan.
"Apakah kalian pernah berpikir bahwa anak-anak mereka akan mencari siapa pelakunya? Karena anak sulung nya mencari pelaku yang menyabotase mobil itu." ujar seseorang berhasil menghentikan tawa dari beberapa orang lainnya.
💐💐💐
Chris datang bersama mobil pribadinya, ia berjalan terlebih dahulu seiring dengan sang kekasih yang menemaninya. Hari ini Chris mendapatkan sedikit informasi mengenai orang tuanya.
Beberapa bodyguard berjaga-jaga di depan gedung mewah namun dikelilingi oleh hutan Venus.
Hera, berjalan dengan anggun mengikuti langkah pacarnya. Chris masuk ke ruangan pribadi milik Chris, dan seseorang sudah menunggu di sana.
"Terlambat 3 menit," ujar seorang laki-laki hampir seumuran dengannya.
Lee Minho, laki-laki yang merupakan teman Chris dari Korea Selatan. Datang ke Australia untuk membantu pencarian pelaku yang menyabotase mobil saat itu.
Chris memutar bola matanya malas, lalu duduk di kursi miliknya. Sementara Hera duduk di sofa single samping Chris. Perempuan itu menyimak percakapan para lelaki yang sedang mengobrol serius.
"Jadi bagaimana?" Chris menatap lawan bicaranya. Nada bicaranya tidak selembut seperti yang ia lakukan pada Hyunjin dan Hera.
Minho tersenyum menyeringai, "kamu kira informasi yang ku dapat, didapati secara gratis?" Mendengar itu Chris mendengus kasar kemudian melempar segepok uang di amplop coklat kepada Minho.
Dengan gesit laki-laki itu menggapai amplop berisi uang itu, sedikit mengintip isinya dan tersenyum puas.
"Cepat! Aku ingin dengar." tekan Chris menatap tajam temannya.
"Langsung saja. Aku mendapatkan informasi dari bawahan ku bahwa orang yang menyabotase mobil kedua orang tuamu adalah salah satu orang terdekat mu. Tapi, bawahan ku masih belum mengetahui siapa orang itu, lelaki atau perempuan. Ia benar-benar merahasiakan identitasnya," jelas Minho
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHER [Trauma] On Going
General FictionKarena tragedi kecelakaan itu, Hyunjin kehilangan orang tua nya ketika ia berumur 10 tahun. Kecelakaan itu terjadi selepas mereka pulang dari acara rekan kerja sang Papa. Hyunjin mengalami trauma hebat setelah melihat bagaimana kejadian meledaknya m...