Trauma. 12

172 15 0
                                    

🐺🐺🐺

Keesokan harinya sesuai perkataan Chris, ia pulang hari ini. Pagi-pagi sekali, karena apa? Hyunjin kembali drop sampai muntah-muntah. Seungmin mengatakan Hyunjin terkena maag, tapi untungnya Seungmin ada di ruangan Hyunjin menjaga anak itu.

2 jam perjalanan, Chris sampai di Mansion. Tak menggubris ucapan selamat datang para pelayan, ia benar-benar mengkhawatirkan adiknya. Langkahnya cepat menuju ruang VVIP sang adik, dengan tak sabar membuka pintu ruangan itu.

Brak!

"Bagaimana?" Chris masuk langsung dan bertanya kepada Seungmin.

Hyunjin terbaring lemah usai muntah-muntah tadi. Bahkan tak sadar dengan kedatangan sang kakak, matanya sayu ingin terpejam.

"Aku baru saja menyuntikkannya obat agar tidak mual lagi." jelas Seungmin.

"Kenapa tiba-tiba terserang maag?" tanya Chris lagi yang sudah berada di dekat ranjang adiknya. Dan menggenggam tangan halus itu, kemudian mengecupnya.

"Entahlah, ini sangat tiba-tiba. Aku tidak memberikan Hyunjin makan selain bubur dan soup, tapi saat ku periksa di bagian lambungnya ada sedikit luka goresan. Ku rasa Hyunjin sudah lama memiliki maag, tapi tidak ketahuan." jelas Seungmin lagi.

"Astaga... "

"Tenang, Chris. Kita bisa mencegahnya dengan makan tepat waktu dan menjaga pola makan untuk adikmu. Aku sarankan jangan biarkan dia memakan makanan pedas."

Chris mengangguk atas saran dokter muda itu, ia kembali fokus pada adiknya. "Sayang," panggilnya lirih.

"Adek, ini kakak,"

Perlahan netranya terbuka mendengar suara seseorang yang sangat ia kenali, anak itu memang terlihat lemah tapi ia masih bisa merespon kakaknya.

"K-kakak... " Ia lemas tak berdaya. Chris semakin khawatir.

"Shh, Hyunjinnie tetap istirahat ya. Tidak boleh kemana-mana, oke sayang?" Anggukan lucu yang Chris dapatkan dari Hyunjin. Laki-laki itu tersenyum gemas melihatnya, kening putih itu ia kecup beberapa kali.

Drttt, drttt, drttt....

Getaran handphone menghentikan aktifitas kecup mengecup nya. Laki-laki itu meraih handphone di saku jas nya, nama Changbin yang tertera di sana.

"Adek, kakak angkat telfon dulu ya,"

"Iya, jangan lama... "

"Iya, Sayang."

Chris beranjak sedikit menjauh dari ranjang adiknya, Seungmin pun permisi keluar karena ada urusan penting di rumah sakit. Chris mengangkat telfonnya sambil menatap pemandangan luar dari jendela.

"Dia semakin mencurigakan, pria tua itu marah-marah ketika aku bertanya tentang orang tuamu," jelas Changbin di sebrang sana.

Chris tersenyum miring. "Sudah ku duga, tahan dia sekarang. Dan cari satu pelaku lagi, karena pria itu juga terlibat bersamanya!" tegas Chris mendesis tajam.

"Dia sudah berada di tangan ku, kami sedang dalam perjalanan menuju kantor polisi—"

"Yak! Christopher?!—"

"Ck, diam sialan! Simpan tenagamu untuk menjawab semuanya nanti di kantor polisi."

Tut!

Sambungan dimatikan sepihak oleh Chris, ia muak mendengar suara itu. Terlihat jelas bahwa pria itu memang pelakunya, biar kan Changbin menyelidiki semuanya. Bila semuanya telah terjawab, ia akan datang kepada kedua orang itu ah tidak semua orang itu, karena balas dendam ini belum usai.

BROTHER [Trauma] On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang