Trauma. 19

114 20 0
                                    

~~~

Hiks

"Maaf, maaf, maaf." ucap Chris tiga kali sembari meraih sang adik ke dalam pelukan nya.

"Hiks kakak marah?"

"Tidak Hyunjinnie. Kakak hanya kelepasan saja, maaf ya,"

"Ung,"

Hyunjin membalas dekapan hangat si sulung Bang itu. "Kakak sudah makan?" Sembari menarik ingusnya ke dalam.

"Baru saja selesai makan. Malam ini kakak ingin tidur berdua bersama Hyunjinnie boleh 'kan?" Mendengar pertanyaan si kakak, tentu Hyunjin membolehkan.

"Um! Boleh, Kakak. Sudah lama kita tidak tidur bersama, Hyunjinnie rindu tidur sambil peluk kakak." ungkap si bungsu Bang seraya tersenyum ceria.

Chris jadi tersenyum mendengar nya, apalagi melihat senyum ceria si adik. Hyunjin hebat, anak itu mulai melepaskan segala sesuatu yang menekannya selama ini. Semoga anak itu tidak terus terpuruk, dan Chris tidak terus khawatir dengan keadaan Hyunjin.

"Baiklah. Sudah jam 9 malam, ayo tidur!"

"Cepat sekali? Kan Hyunjinnie belum selesai gambar," protesnya.

"Besok saja lanjutkan menggambar nya, Hyunjinnie kan harus banyak istirahat." Hyunjin menunduk lesu.

"Huft, iya Hyunjinnie tidur." Remaja 16 tahun itu memposisikan dirinya dengan nyaman di kasur, lalu memeluk Chris dan bersandar nyaman pada dada bidang sang kakak.

"Good night, Kakak."

Cup

Kemudian mengecup rahang tegas Chris.

"Good night too, Sayang."

Chris ikut membalas kecupan di dahi adiknya. Lalu menenggelamkan wajah adiknya pada dada bidangnya. Baru laki-laki itu ikut menyusul ke alam mimpi bersama si adik.

🥟🥟🥟

"Wah, Kakak lihat! Kenapa banyak sekali kupu-kupu di taman?" ujar Hyunjin penuh antusias menunjuk ke arah taman belakang dari jendela kamar.

"Kakak yang meminta mereka membawa kupu-kupu itu dan meletakkan nya di taman belakang." jawab Chris berjalan menghampiri adiknya.

"Cantik sekali. Hyunjinnie mau ke taman sekarang boleh?" tanyanya lagi semangat.

"Boleh. Tapi jangan lupa pakai sun screen ya supaya tidak terbakar kulitnya." ucap Chris langsung dituruti sang adik.

Anak itu memakai sun screen pada wajahnya, kemudian dikedua tangannya. Saat selesai mandi dia juga sudah memakai body lotion, jadi tak perlu khawatir kalau sinar matahari membakar kulitnya.

"Kakak tidak ikut ke taman?"

Chris menggeleng, "kakak ada pekerjaan sedikit." Hyunjin pun mengangguk saja.

"Hyunjinnie akan ditemani Jeongin. Kalau sudah selesai, panggil kakak. Mengerti?"

"Uhm! Mengerti. Dadah, Kakak!"

Anak itu melambaikan tangan, kemudian berjalan keluar dari kamar yang diikuti oleh Jeongin. Pengawal baru Hyunjin, khusus menemani Hyunjin kemana pun adiknya itu akan pergi.

Chris pun ikut keluar dari kamar sang adik, ia telah bersiap karena kedua temannya sudah menunggu di ruang bawah tanah. Hari ini adalah hari penyiksaan ketiga pengkhianat itu, tidak ada kata ampun.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BROTHER [Trauma] On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang